FAJAR.CO.ID, JAKARTA --- Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa tidak ada indikasi kebocoran data akibat serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya.
Pernyataan ini disampaikan usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6) malam.
"Tadi hasil rapat dengan Komisi I tidak ada indikasi dan belum ada bukti terjadinya kebocoran data," kata Budi Arie singkat dalam wawancara cegat, dikutip dari ANTARA.
Budi Arie menambahkan bahwa upaya pemulihan PDNS 2 masih terus dilakukan dan ditargetkan selesai pada pertengahan Agustus 2024.
Direktur Network dan IT Solution Telkom Indonesia, Herlan Wijarnako, menjelaskan bahwa data yang tertahan di PDNS 2 akibat serangan siber tidak akan bisa disalahgunakan oleh pelaku ransomware karena aksesnya telah diisolasi. Herlan menegaskan bahwa isolasi di sistem PDNS 2 membuat data tersebut tidak dapat diakses sama sekali.
"Kondisi data itu terenkripsi tapi di tempat (di lokasi PDNS 2) dan sekarang sistem PDNS 2 itu sudah kita isolasi. Tidak ada yang bisa akses, kita putus akses dari luar. Jadi Insya Allah tidak bisa (disalahgunakan)," kata Herlan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/6).
Herlan juga menjelaskan bahwa langkah teknis isolasi pada PDNS 2 membuat data-data yang berada di dalamnya tidak bisa lagi digunakan sehingga data-data tersebut tidak bisa dicadangkan. Namun, untuk beberapa layanan krusial, pemerintah memanfaatkan PDNS 1 di Serpong, Tangerang Selatan, dan pusat data cadangan di Batam, Kepulauan Riau untuk pemulihan dengan data terbatas yang ada di kedua pusat data itu.