Fajar.co.id, Jakarta -- Saat ini ramai perbincangan mengenai kebocoran data pada instansi pemerintahan. Peristiwa demikian bukan kali ini saja, namun telah terjadi berulang kali.
Seperti diketahui, saat ini yang sedang heboh adalah Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang mengalami serangan ransomeware. Ada sekitar 239 instansi yang mengalami dampak disaster data yang terenkripsi akibat dari serangan Ransomeware tersebut. Itu mengakibatkan lumpuhnya sistem database.
Pada kasus ini Penyelenggara pengadaan PDNS di Indonesia adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Kominfo bertanggung jawab atas inisiatif ini dalam upaya mendukung transformasi digital di Indonesia.
Padahal, jika melihat Kominfo adalah instansi yang sangat gencar memberi ruang literasi tentang dunia digital khususnya melakukan edukasi bahaya judi online serta memberi literasi awareness cyber security (kesadaran akan keamanan data).
Praktisi IT Cyber Makassar, Muhammad Hamka, mengungkap karena masih banyaknya situs judi online yang tersebar serta kebocoran data yang terjadi pada instansi pemerintahan, ia mencoba melakukan konfirmasi dengan melakukan uji coba pada website Kominfo dengan melakukan teknik google dork. Dan, setelah menelusuri hal tersebut, ironisnya terdapat banyak histori website pemerintahan yang tersusupi black seo judi online termasuk pada website Kominfo sendiri. (lihat potongan gambar di bawah)
Google Dork, kata Hamka, adalah teknik menggunakan operator pencarian lanjutan di Google untuk menemukan informasi yang tidak mudah diakses atau tersembunyi di web. Teknik ini sering digunakan oleh peneliti keamanan, dan profesional IT untuk mengidentifikasi kerentanan pada situs web atau server.