"Tanpa adanya Pimpinan KPK yang baik, maka akan semakin jauh visi tersebut akan tercapai," ujar Praswad, Minggu (7/7).
Menurut Praswad, rendahnya minat pendaftar akibat merosotnya kepercayaan publik terhadap KPK, maka Pansel KPK yang belum mendapatkan kepercayaan publik secara penuh, harus dapat membalik presepsi dengan membuktikan bahwa akan dapat menghasilkan calon berintegritas.
"Salah satunya adalah melalui upaya yang tidak biasa, termasuk jemput bola dengan melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh yang dirasa dapat mendapatkan kepercayaan publik," papar Praswad.
Tentu dspat melihat mereka-mereka yang mempunyai rekam jejak baik, khususnya yang memang memiliki semangat pemberantasan korupsi.
"Indikatornya pun jelas, mulai dari tidak adanya kasus korupsi sampai dengan memiliki track record yang mampu melakukan transformasi kelembagaan," urai Prawad.
Baca Juga: Menteri ESDM Bantah Soal Rencana Pembatasan Pertalite Mulai 17 Agustus
Ia tak mempermasalahkan, jika memang Pansel ingin melakukan jemput untuk mencari Capim dan Dewas KPK yang berintegritas.
"Artinya langkah jemput bola bukan diharamkan dan bahkan dengan kondisi saat ini yang minim pendaftar dan kepercayaan publik turun menjadi suatu kewajiban," tegas Praswad.
Ia pun mengingatkan, Presiden Joko Widodo mempunyai kesempatan akhir untuk meninggalkan legacy baik atas corat maritnya KPK selama periode kepemimpinannya.
"Apabila presiden tidak mendorong calon yang baik maka akan tercatat dalam sejarah menjadi presiden yang meninggalkan cerita buruk bagi pemverantasan korupsi," pungkas Praswad. (fajar)