Ahli Farmakologi Unair Respon Pelabelan BPA pada Galon Bermerek

  • Bagikan
Ilustrasi galon

Mekanisme migrasi BPA dari kemasan ke dalam air minum juga menjadi perhatian utama banyak riset terkait bahaya BPA. “Komponen BPA pada polimer plastik mampu mempertahankan bentuk plastik dan menjaga agar tidak mudah rusak. Namun, BPA dapat terlepas ke dalam makanan atau air minum yang dikemas. Migrasi ini tergantung pada tingkat keasaman cairan yang dikemas, suhu penyimpanan, dan paparan sinar matahari,” katanya.

Selain itu, dia menyatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa jumlah BPA yang bermigrasi dari polimer polikarbonat meningkat seiring dengan siklus penggunaan kemasan isi ulang. “Dari data tiga kali pemeriksaan pada fasilitas produksi oleh BPOM kurun 2021-2022, didapati kadar BPA yang bermigrasi pada air minum dengan jumlah melebihi ambang batas aman 0,6 ppm mengalami peningkatan berturut-turut 3,13%, 3,45%, dan 4,58%,” katanya.

Mengutip penelitian di China, Junaidi menunjukkan bahwa paparan BPA dikaitkan dengan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) selama perkembangan remaja. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BPA dalam urin pada kelompok anak dengan ADHD secara signifikan lebih tinggi. Peningkatan kadar BPA berkorelasi dengan peningkatan kejadian ADHD, terutama pada anak laki-laki,” paparnya.

Pada 1 April 2024, BPOM mengesahkan penambahan dua pasal pada peraturan Label Pangan Olahan, yakni kewajiban pencantuman label cara penyimpanan air minum kemasan (Pasal 48a) dan kewajiban pencantuman label peringatan risiko BPA pada semua galon air minum yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan