Denny JA Merespons Persepsi Tentang Puisi Esai dan Satupena

  • Bagikan
Denny JA

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Satupena, Denny JA, menanggapi pernyataan tentang penolakan kehadiran Satupena di Kota Payakumbuh.

Pada intinya, Denny JA menghargai pernyataan para penyair Payakumbuh sebagai penggunaan hak menyatakan pendapat bagi seluruh warga negara di Indonesia.

Tetapi Denny JA mengatakan akan mengoreksi beberapa fakta yang disampaikan melalui pernyataan terbuka yang telah menyebar itu.

Intinya, para pembuat pernyataan tidak membedakan antara puisi esai dan Satupena.

Menurutnya, puisi esai dan Satupena adalah dua entitas yang berbeda secara fundamental. Kebetulan, Denny JA menjabat sebagai Ketua Umum di kedua organisasi tersebut.

Semua persepsi tentang puisi esai yang dipahami oleh para pembuat pernyataan tadi, bukan wilayah yang harus diluruskan.

Menurut Denny JA, persepsi itu mengandung opini. Opini adalah wilayah bebas di mana setiap orang memiliki hak untuk berpendapat.

Dalam hal ini, Denny JA hanya memiliki pendapat berbeda dengan 12 orang penandatangan pernyataan tadi mengenai puisi esai.

"Tetapi soal fakta yang keliru, itu harus diberitahu fakta sebenarnya.Satupena adalah Organisasi Perkumpulan Penulis Indonesia yang berdiri sejak tahun 2017. Anggotanya adalah para penulis sastra, buku ilmiah, buku nonfiksi, jurnalis, penulis blog, dan penulis lainnya. Di antara anggotanya adalah para tokoh nasional yang sudah dikenal oleh orang-orang di Payakumbuh. Semangatnya adalah mewadahi penulis dan memberikan dukungan profesional, perluasan jaringan, publikasi karya, serta advokasi hak-hak penulis," bebernya, dikutip dari laman resmi Facebook Denny JA, Kamis (18/7/2024).

Denny JA bukan pendiri dan tidak menjadi anggota Satupena pada saat organisasi tersebut didirikan.

Dia baru bergabung dan menjabat sebagai Ketua Umum Satupena sejak tahun 2021, dengan masa jabatan 2021-2026.

Setelahnya, kepemimpinan organisasi ini akan dilanjutkan oleh Ketua Umum yang dipilih oleh anggota lainnya, termasuk kemungkinan bagi 12 orang penandatangan pernyataan tadi jika didukung oleh anggota Satupena.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Payakumbuh bersedia untuk bekerjasama dengan Satupena Sumbar dalam rencana membangun museum Yu Dafu, penulis asal Cina yang pernah tinggal di Payakumbuh.

Satupena adalah organisasi penulis dengan cakupan nasional dan anggotanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Berbeda dengan komunitas Puisi Esai, yang anggotanya tersebar hingga ke negara-negara ASEAN dan telah tiga kali diselenggarakan di Sabah, Malaysia, dengan dukungan pemerintah setempat.

Menurut Denny JA, jika para penyair di Payakumbuh keberatan terhadap kehadiran puisi esai, itu adalah masalah internal mereka sendiri.

Perbedaan pendapat mengenai puisi esai adalah hal yang lumrah karena tidak ada yang disepakati oleh semua orang di dunia ini. Pasti akan ada perbedaan pendapat.

Denny JA menegaskan bahwa tidak pantas untuk memberikan kesan negatif terhadap Satupena berdasarkan kritik terhadap dirinya secara pribadi atau terhadap puisi esai. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan