FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Skenario kotak kosong semakin menguat di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Hasanuddin Makassar, Dr Hasrullah menyatakan, bahwa ada beberapa dampak yang bisa terjadi jika kotak kosong itu terwujud.
Pertama, secara tidak langsung membunuh demokrasi. Sedangkan orang Sulsel dikenal sebagai petarung. Dia berharap agar masing-masing calon diberi kesempatan untuk berupaya keras untuk mencari partai.
“Jangan dibatasi, jangan monopoli suara. Dan kalau ini terjadi, kita mengalami kemunduran demokrasi,” kata Hasrullah kepada Fajar.co.id, Rabu, (24/7/2024).
Menurutnya, figur yang memiliki jiwa pemimpin dan petarung seharusnya bisa bertarung secara sehat. Menggunakan akal sehat secara politik. Bukan membatasi orang mengambil partai dan memaksa partai untuk memberi dukungan.
Jika nantinya Pilgub bisa menyajikan beberapa calon kata dia akan membuat rakyat semakin leluasa untuk memilih pemimpin yang punya kapasitas, kemampuan leadership, program yang bagus, menguasai tentang pemerintahan, dan lebih penting lagi punya perencanaan mau dibawa kemana Sulsel ini.
Dia berharap agar periode pemerintahan sebelumnya tidak terjadi di periode selanjutnya dengan meninggalkan banyak utang.
“Jadi kalau dia merasa petarung, jangan takut bertarung dong. Carilah pemimpin yang punya kapasitas, leadership, punya visi. Kota mendambakan seperti Pak Amiruddin,” katanya.
Akademisi Unhas ini juga berharap agar tak menggunakan politik praktis. Jangan sampai kata dia ada figur yang merasa dirinya yang paling jago, menguasai tentang finansial akhirnya menutup orang lain untuk bertarung secara wajar.
“Kalau tidak sanggup, tidak punya ide gagasan, dan meninggalkan utang, kenapa harus mau maju lagi,” tuturnya.
Apalagi lanjut dia, Sulsel merupakan miniatur Indonesia. Seluruh agama ataupun kepercayaan ada di Sulsel. Dan menjadi episentrum di luar Jawa.
“Malu kita kalau kotak kosong. Sedangkan banyak sekali figur,” tandasnya.
Diketahui, syarat pencalonan pasangan calon Gubernur dan wakil gubernur sebesar 20 persen atau minimal 17 kursi dari 85 kursi di DPRD Sulsel.
Partai NasDem satu-satunya partai yang bisa mengusung pasangan calon tanpa koalisi.
Sejauh ini, pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi disepakati oleh DPW Nasdem Sulsel maju sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Baru-baru ini Partai Demokrat dengan jumlah 7 kursi secara resmi memberikan rekomendasi kepada pasangan ASS-Fatma. Bahkan menguat PAN, Gerindra, Golkar, PKB dan PKS ke ASS-Fatma.
Jika tujuh partai ini berhasil menyatu dalam koalisi ASS-Fatma, maka yang tersisa PDIP, PPP dan Hanura.
Ketiga partai yang telah memberikan dukungan ke Bakal Calon Gubernur Danny Pomanto ini hanya cukup 15 kursi atau belum menyentuh syarat dukungan 20 persen. Artinya, skema kotak kosong berpotensi terwujud. (selfi/fajar)