Ketika melintas di flyover KM 4 Kota Makassar, ada satu pemandangan yang menarik perhatian.
Muhsin Mubarak
Makassar
Sebuah patung ikan raksasa setinggi sembilan meter berdiri gagah di perempatan Fly Over yang menghubungkan Jl Urip Sumoharjo, Jl AP Pettarani, dan Jl Tol Reformasi.
Ini bukan patung ikan biasa. Tetapi karya seni instalasi yang terbuat dari 5.000 knalpot brong yang disita pihak kepolisian.
Patung ini adalah simbol dari upaya Sat Lantas Polrestabes Makassar dalam menertibkan pengendara motor yang menggunakan knalpot bising, khususnya di kalangan remaja.
Kompol Mamat Rahmat selaku Kasat Lantas Polrestabes Makassar, menceritakan perjalanan panjang di balik berdirinya patung ini.

"Memang ini dalam rangka menertibkan pengendara-pengendara motor yang masih melakukan pelanggaran, khususnya anak-anak remaja yang masih menggunakan knalpot brong," ujarnya, Jumat (26/7/2024).
Patung ikan ini bukan hanya ikon baru bagi kota Makassar, tetapi juga sebuah pernyataan tegas bahwa kota ini menolak penggunaan knalpot brong.
"Itu sebagai tanda bahwa Makassar menolak knalpot brong, ditandai dengan patung knalpot berbentuk ikan. Karena ikan ini sebagai salah satu ikon kota Makassar," jelas Mamat.
Proses pembuatan patung ikan ini bukanlah hal yang mudah. Dicanangkan sejak masa jabatan Kasat Lantas sebelumnya, proyek ini dilanjutkan oleh Mamat karena melihat potensi besar untuk menjadi ikon kota.
"Ini dibangun sebetulnya sejak Kasat Lantas yang lama, tetapi melihat prospek bagus dan sebagai ikon kota Makassar jadi saya lanjutkan pembangunannya," tambahnya.

Kini, patung ikan ini sudah mencapai tahap finishing. Direncanakan, jika tidak ada halangan, patung ini akan diresmikan oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian Djajadi pada 29 Juli.
"Insyaallah kalau tidak ada halangan dan selesai tepat waktu, akan diresmikan oleh bapak Kapolda Sulsel," sebutnya.
Namun, Mamat tetap realistis dan menyadari bahwa peresmian bisa saja tertunda tergantung pada situasi di lapangan.
"Tapi kita lihat situasi karena pembangunan sementara berjalan," tandasnya.
Di balik pembuatan patung ini, ada banyak tangan yang bekerja keras, salah satunya adalah Daeng Kulle, seorang tukang bangunan berusia 40 tahun.
Ketika ditemui fajar.co.id, Daeng Kulle menceritakan bahwa pembangunan patung ini telah berlangsung selama sebulan.
"Saya kusuka kalau ada program begini, supaya ada efek jera bagi pengguna knalpot brong. Karena kalau mereka lewat, bising di telinga," ungkapnya.
Sejatinya, knalpot brong hasil sitaan polisi yang dijadikan karya seni instalasi itu telah ditampilkan dalam pameran MAIMstream 2024 bertajuk "Ini tentang kita", di Artisan Workshop Jalan Abdullah Daeng Sirua, Lorong 8, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang.
Melalui tangan perupa Jenry Pasassan, knalpot itu dikreasikan jadi karya seni instalasi. Karya seni instalasi berbentuk ikan dalam ukuran besar.
"Karya seni yang terbuat dari knalpot ini akan jadi bagian kampanye kesadaran tertib berlalu lintas," kata Jenry dalam pameran tersebut.
Patung knalpot brong ini diharapkan dapat menjadi simbol penolakan terhadap penggunaan knalpot berisik dan sekaligus memperkuat karakteristik kota Makassar sebagai kota yang tertib dan berbudaya.
Masyarakat kini memiliki sebuah pengingat visual bahwa ketertiban dan kenyamanan bersama adalah prioritas utama.
Dengan berdirinya patung ini, Makassar tidak hanya menambah satu lagi landmark kota, tetapi juga mengirimkan pesan kuat, ketertiban adalah bagian penting dari kehidupan perkotaan, dan inovasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari sesuatu yang dianggap mengganggu seperti knalpot brong. (*)