Mayoritas Warga NU dan Muhammadiyah Tolak Tambang, Dandhy Laksono: Mereka Percaya Sejahtera Ditentukan Keseimbangan Sosial dan Lingkungan

  • Bagikan
Ilustrasi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara film "Dirty Vote", Dandhy Laksono, turut memberikan komentarnya terkait kabar Muhammadiyah yang disebut akan menerima konsesi tambang dari pemerintah.

Melalui pernyataannya, Dandhy menyoroti penolakan masyarakat, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, terhadap tambang.

Dikatakan Dandhy, mulai dari Trenggalek sampai Banyuwangi, Ekspedisi Indonesia Baru merekam warga NU dan Muhammadiyah kompak menolak tambang.

"Mereka percaya, kesejahteraan umat ditentukan oleh keseimbangan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan," ujar Dandhy dalam keterangannya di aplikasi X @Dandhy_Laksono, kemarin.

Dandhy, melalui film dan kegiatan sosialnya, terus mengadvokasi isu-isu lingkungan dan sosial, menyoroti dampak negatif tambang terhadap masyarakat dan lingkungan.

"(Tambang) Bukan cuan semusim," cetusnya.

Dandhy menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, serta mendorong masyarakat untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang sebelum mengambil keputusan terkait industri tambang.

Sebelumnya, jebolan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Muhammad Hakku Wahab, meminta Muhammadiyah agar tidak ikut mengelola tambang.

Wahab mengingatkan bahwa meskipun maksud pemerintah baik, terdapat banyak risiko dan tanggung jawab besar yang menyertai pengelolaan tambang, termasuk aspek ekonomi, lingkungan, teknis, dan sosial budaya.

Wahab juga menyatakan bahwa tambang adalah usaha yang mahal dan berisiko tinggi, serta sering kali merusak lingkungan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan