Potensi Kotak Kosong Sulit Terjadi di Pilgub, Pengamat: di Sulsel Banyak Karakter Petarung 

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pengamat Politik Sulawesi Selatan (Sulsel), Adri Nugraha Pratama turut menyoroti perihal wacana kotak kosong yang terjadi pada pemilihan Gubernur Sulsel 2024 mendatang.

Ugha sapaannya mengungkapkan jika terlalu dini memvonis Pilgub Sulsel bakal berakhir dengan kotak kosong. Masih ada potensi head to head.

"Karena di sini di Sulsel, banyak karakter petarung, banyak merasa dirinya mampu. Saya pribadi tidak kolom kosong,"katanya, Senin (29/7/2024).

"Paling tidak kalau kotak kosong head to head, tipis kalau tiga calon,"tambahnya.

Meski begitu, dia menyebut Pilgub Sulsel kali ini sangat dipengaruhi oleh kepentingan elit nasional. Daerah dengan penduduk 9 juta penduduk ini dianggap salah satu daerah berpotensi.

"Tetapi lagi-lagi Pilgub konstalasi Sulsel dipengaruhi elit di tingkat nasional,"ungkapnya.

Jika benar kotak kosong terealisasi di Pilgub Sulsel 2024, banyak kemudian yang berpendapat jika nasibnya bakal sama dengan Pilwakot Makassar 2018. Di mana satu-satunya Paslon yang bertarung di arena dinyatakan kalah dengan kotak kosong.

Ugha menyebutkan jika benar kotak kosong yang terealisasi, maka nasibnya akhirnya bakal beda. Menurutnya kotak kosong Pilwalkot Makassar 2018 tidak murni sejak awal.

"Tidak Apple to Apple, Pilwalkot Makassar 2018 tidak murni kotak kosong, ada dua Paslon, bukan dari awal kotak kosong, 2018 jaringan rivalnya (Munafri Arifuddin) Appi terbentuk infrastruktur tim, di perjalanan tetap mesin ini jalan.,"katanya.

Jika kotak kosong terjadi di Pilgub 2024 ini, dia menyebut jika peluang kandidat yang melawan kotak kosong sangat besar. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi hal itu.

Ada tiga pilar utama untuk menang, pertama ketersediaan logistik, kalau mau ditakar kandidat untuk maju sangat mumpuni. Apalagi kalau ada investor. Artinya modal kandidat sudah cukup, 

Pilar kedua infrastruktur tim pemenangan dari dua figur ini sangat mumpuni, ada orang besar di belakangnya. Salah satu king maker yang berada di belakang Sudirman-Fatma.

"Calon wakil (Fatmawati Rusdi) partainya pemenang di Provinsi, mesin partai bagus. Orangnya siap bekerja bahkan biaya sendiri,"tegasnya.

"Ketiga manajemen strategi saya kira untuk bertarung melawan kotak kosong, dibandingkan kandidat calon strategi ini lebih mudah lawan kotak kosong,"tambahnya.

Lebih lanjut, Ia menuturkan pada idealnya kotak kosong sebenarnya diperbolehkan dengan merujuk pada undang-undang Nomor 10 tahun 2016 untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Ketika hanya ada satu pasangan bakal calon yang maju maka tetap dilakukan pemungutan suara dengan melawan kotak kosong dan diperbolehkan secara konstitusional namun kata dia adanya fenomena itu justru menjadi sebuah anomali.

"Harapan kita kontestasi pemilihan menjadi ajang mencari putra-putra terbaik di setiap wilayah untuk kemudian disuguhkan kepada masyarakat untuk dipilih," ucapnya.

"Sekarang ini situasinya sangat sulit untuk kemudian putra-putri terbaik untuk maju menjadi calon tentu ini menjadi suatu persoalan tersendiri, kalau menurut saya bakal calon yang melawan kotak kosong ini tentu salah satu menjadi kritik," tambahnya.

Direktur Utama Parameter Survei Indonesia, itu menjelaskan justru bisa saja kritikan tajam masyarakat Sulsel terkait wacana kotak kosong bisa meluas dan bisa saja masyarakat mengalihkan pilihannya ke kotak kosong.

"Kenapa karena tidak ada pilihan lagi kepada masyarakat kalau masyarakat tidak menyukai itu dan memilih kotak kosong," imbuhnya.

Ugha sapaannya, menjelaskan jika kotak kosong bagian upaya pembangunan oligarki di mana ada kelompok tertentu mencoba membangun kekuasaan terhadap beberapa kelompok saja

(Ikbal/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan