FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Tokoh senior Partai Golkar Sulawesi Selatan menyesalkan langkah DPP yang berpotensi bakal memberikan dukungannya kepada pasangan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi, pada kontestasi Pilgub Sulsel November mendatang.
Dukungan ini kian santer setelah wacana kotak kosong mencuat. Bahkan penyerahan rekomendasi dukungan kabarnya bakal berlangsung dalam waktu dekat.
Kader senior Partai Golkar, Mohammad Roem mengaku sedih melihat kenyataan bahwa Golkar sepertinya hanya akan menjadi penonton. Sebab, Golkar tidak pernah kekurangan kader dan selalu ambil bagian dalam setiap kontestasi politik.
”Sebenarnya Golkar banyak kader potensial, baik 01 maupun 02. Hanya saja perlu ada yang mendorong, di situ lah peran organisasi. DPD I harus dorong kadernya ke DPP. Kalau DPD I berusaha keras menyokong, pasti DPP akan mempertimbangkan itu,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (30/7/2024).
Lebih lanjut mantan Ketua DPRD Sulsel itu mengaku tidak tahu apa yang menjadi keputusan DPD I. Sebab menurutnya, selama ini, setelah lima nama diusulkan ke DPP, para kader dibiarkan begitu saja, layaknya anak ayam tanpa induk.
”Saya tidak tahu DPD I ini bagaimana. Tetapi saya lihat, sejauh ini kader berjuang sendiri-sendiri. DPD I juga tidak pernah kelihatan mengorganisir mereka, kandidat itu. DPD I cuma dorong nama tapi tidak ada dorongan masif dari partai,” tuturnya.
Memilih kandidat dari luar partai sendiri untuk diusung di pilgub atau pilkada lainnya saat masih banyak kader internal yang layak, bagi Roem terasa sangat menyakitkan.
"Terus terang, saya sedih melihat kondisi yang sekarang," keluhnya.
Roem yang sudah aktif di Golkar sejak tahun 1975 mengatakan, jika Golkar benar-benar tidak mendorong kadernya untuk bertarung di Pilgub kali ini, itu sama saja memberikan panggung mereka ke orang lain.
Kesan serupa juga diungkapkan tokoh sekaligus kader senior Golkar Sulawesi Selatan, Chaerul Tallu Rahim.
Sebagai partai yang secara konsisten mengusung kadernya di Pilkada, Golkar kata Chaerul harus menyelamatkan demokrasi di Sulsel.
Menurutnya, Golkar wajib muncul dan menjadi garda terdepan untuk mencegah kemerosotan demokrasi dengan mengusung kadernya untuk bertarung di Pilgub Sulsel, 27 November mendatang.
"Sangat penting bagi Golkar untuk menyelamatkan demokrasi di Pilgub Sulsel. Partai Golkar harus menjaga marwah partai dengan mengedepankan kader internal untuk bertarung pilgub," tegasnya.
Mantan Legislator DPRD Sulsel, periode 1997 hingga 2009 itu mengatakan, Golkar mesti menunjukkan komitmen dalam memajukan dan mengusung kadernya sendiri. Karena menurut dia, itu sudah menjadi prinsip Golkar selama ini.
"Golkar harus menegakkan prinsip partai yang selama ini menjunjung tinggi kaderisasi. Partai ini selalu menjadi laboratorium mencetak kader pemimpin. Dan jenjangnya itu ada di setiap pilkada dan pileg. Makanya, itu mesti dipertahankan," jelasnya. (Ikbal/fajar)