FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Bakal Calon Gubernur Sulsel Danny Pomanto telah mencukupi syarat minimal 20 persen atau minum 17 kursi dari jumlah 85 kursi DPRD Sulsel.
Pasalnya, Danny telah mendapat rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebelumnya, Danny juga telah mengantongi rekomendasi dari PDI Perjuangan dan PPP.
PKB dan PPP sama-sama memiliki delapan kursi pada pileg 2024 lalu. Sedangkan PDIP terdapat enam kursi. Total 22 kursi, telah melebihi syarat minimal pencalonan.
Dalam rekomendasi PKB itu, Danny dipaketkan dengan Ketua PKB Sulsel Azhar Arsyad.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr. Andi Luhur Prianto menyatakan, rekomendasi dari PKB itu merupakan one-step closer, satu langkah penting mencegah Pilgub calon tunggal.
“Penyerahan surat rekomendasi untuk pasangan Danny-Azhar mencukupkan syarat pengusungan. Secara substantif, tentu membuat pemilih punya alternatif pilihan dan arena demokrasi lokal kembali menjadi lebih kompetitif,” kata Luhur, Kamis, (1/8/2024).
Dia berharap agar paket Danny-Azhar ini bisa bertahan sampai pengesahan resmi sebagai pasangan dari penyelenggara.
Luhur memberikan catatan penting sampai di pengesahan calon dari penyelenggara, karena upaya “membegal” atau mensubstitusi dukungan partai sudah lazim terjadi di era Pilkada.
Ia mengungkit peristiwa pergantian pasangan Nurdin Abdullah -Tanri Bali sebelum mendaftar di KPU pasa Pilgub 2018 silam.
Saat itu, Nurdin Abdullah lebih memilih Andi Sudirman Sulaiman, adik Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Padahal Nurdin Abdullah pernah deklarasi dengan Tanribali Lamo di Balai Jenderal M Yusuf, Mei 2017.
Bahkan mereka juga sama-sama meresmikan Rumah Perjuangan di Jl Haji Bau, rumah Ahmad Lamo, mantan gubernur Sulsel sekaligus ayah dari Tanribali Lamo
“Kita ingat peristiwa pergantian calon NA-Tanri Bali yang berubah ditengah proses pencalonan Pilgub 2018 yang lalu,” tuturnya.
Di sisi lain, berpalingnya PPP dari pasangan IYL-Cakka setelah beredarnya surat dukungan PPP terhadap pasangan calon Gubernur Sulsel lain.
Meski saat itu, Wakil Ketua DPP PPP versi Romahurmuziy, Amir Uskara, menegaskan bahwa partainya tetap mendukung pasangan IYL-Cakka.
Pasangan calon independen IYL-Cakka kala itu berhadapan dengan pasangan Nurdin Halid-Abdul Azis Qohhar Mudzakkar (diusung Golkar, NasDem, Hanura, PKB, PKPI dan PPP Djan Faridz) dan duet Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (diusung PDIP, PAN, PKS, dan PSI).
Lebih lanjut kata Luhur, kehadiran pasangan Danny-Azhar pun tidak bisa dianggap secara dramaturgis sebagai anti-tesa dukungan istana di panggung depan. Meskipun di dukung oleh partai-partai non-istana, pasangan ini bisa saja mendapat dukungan personal dari elit strategis di kekuasaan.
“Soal-soal strategi pemenangan adalah hal yang bisa didesain selanjutnya. Tetapi semangatnya adalah pasangan ini telah menyelamatkan demokrasi, dari kontestasi tanpa kompetisi,” tandas Luhur.
Sebelumnya, Danny Pomanto optimis bisa segera mendapatkan B1-KWK dari ketiga partai pengusung tersebut dalam waktu dekat ini.
“Kita berharap (semua komitmen dijaga). Makanya menunggu B1-KWK. Ini dalam waktu dekat keluar B1-KWK. Karena prosedurnya harus begitu. Kita berharap Minggu ini PKB. PDIP sudah proses semua. PPP juga sudah proses. Sudah bicara sama Pak Amir Uskara,” kata Danny.
Di hari yang sama, Danny telah menemui Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara usai menerima rekomendasi dari DPP PKB di Jakarta.
Rencananya, Danny juga akan segera menemui Ketua PDIP Sulsel Andi Ridwan Wittiri dalam waktu dekat ini.
Pada intinya, Danny menyebut ketiga partai itu telah sepakat untuk mengusung dirinya dengan Azhar.
“Semua partai sudah deal. Sebelum ini sudah deal semua sama pak Azhar. PPP sudah deal. Termasuk juga sudah deal soal Makassar. Tiga koalisi sudah deal,” tambah Wali Kota Makassar ini. (selfi/fajar)