FAJAR.CO.ID, GOWA -- Berpulangnya Aipda Sunandar (40) meninggalkan duka yang mendalam bagi sahabat dan keluarganya.
Terlihat di kediamannya, Jalan Andi Tonro, Kelurahan Tombolo, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, keluarga hingga sahabatnya nampak berdatangan.
Sosok polisi yang dikenal tenang dan baik hati ini, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan saat bertugas di Makassar.
Kepergiannya menyisakan kenangan manis bagi orang-orang terdekatnya.
Salah satu sahabat terdekatnya, Risal (40), berbagi cerita tentang kenangan bersama almarhum.
"Almarhum ini teman dari kecil waktu masih SMP, satu kelas. Kalau waktu-waktu lebaran pasti ke sini (di rumahnya)," ujar Risal dengan suara bergetar saat ditemui di rumah duka.
Dikatakan Risal, ia bersama almarhum memiliki banyak cerita yang telah dilalui, terutama saat dia mendaftar Polisi.
"Cerita bersama almarhum, ada banyak. Karena waktu mendaftar Polisi dia juga datang ke rumah, latihan sama-sama, nasibnya dia lulus di Polisi, saya di PNS," ucapnya.
Risal kemudian mengenang hubungan mereka yang erat meski terpisah sekolah saat SMA. Tetap menyempatkan waktu berkumpul bersama-sama.
"Waktu SMP sama-sama, pas SMA sempat pisah (sekolah). Tapi tetap kontekan. Tiap Sabtu kumpul-kumpul lah," tukasnya.
Risal menyebut dirinya tidak menyangka sahabatnya berpulang secepat itu. Pasalnya, ia baru saja duduk bersama di salah satu warkop Jumat pekan lalu.
"Terakhir ketemu Jumat pagi pekan lalu, kami ngopi sama-sama," Asri menuturkan.
Pada pertemuan terakhir mereka, Sunandar dan Risal menghabiskan waktu dengan mengenang masa-masa SMP.
"Malah dia yang bayar malah, biasanya patungan. Mungkin firasatnya atau seperti apa. Yang dibicarakan pada pertemuan itu, masa lalu waktu SMP. Nostalgia kembali," ingatnya.
Sunandar meninggal di ICU sekitar pukul 09.30 Wita, setelah perjuangannya untuk bertahan dari kecelakaan yang menimpanya.
"Beliau memang orang baik, tenang. Saya sangat kehilangan. Waktu di ICU saya juga di sana. Meninggal sekitar pukul 09.30 Wita," tandasnya.
Sunandar meninggal di usia 40 tahun, meninggalkan dua anak dan seorang istri.
"Beliau meninggal usia 40, meninggalkan dua anak satu istri. Anaknya laki-laki SMA Kelas 2, yang kedua baru SD kelas 4," bebernya.
Sementara itu, Suhartini (40) yang juga merupakan sahabat Sunandar dari SMP, mengatakan hal senada dengan Risal.
"Kami teman-temannya dari SMP. Almarhum itu pendiam, penyabar," kata Tini, sapaannya.
Sambil mengusap air mata, ia mengaku merasa terpukul atas meninggalnya Sunandar. Terlebih, Sunandar menjadi korban tabrakan mobil saat bertugas.
"Saya sebagai sahabat merasa terpukul atas meninggalnya pak Sunandar. Ini group WhatsApp SMP lebih aktif memang dari yang lain. Jadi kita semua dekat," ungkapnya.
"Kita dulu kayak saudara, cuma sekarang karena kesibukan masing-masing jadi jarang ketemu. Kalau yang laki-laki masih biasa, seperti di warkop dan sebagainya," tambahnya.
Sebelumnya, Dirlantas Polda Sulsel Kombes Pol I Made Agus Prasatya mengakui bahwa Sunandar merupakan sosok personel yang berdedikasi dalam menjalankan tugas.
"Beliau sosok yang rajin dan disiplin," Agus menuturkan.
Agus bilang, Sunandar merupakan salah satu personel terbaik yang ada di Ditlantas Polda Sulsel.
"Olehnya itu, sebagai pimpinan Ditlantas Polda Sulsel, saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya almarhum. Semoga keluarga yang ditinggal diberi ketabahan," imbuhnya.
(Muhsin/fajar)