Kedua, kotak kosong berpotensi menimbulkan apatisme politik di kalangan masyarakat. Ketika publik merasa bahwa pilihan mereka tidak diakomodir, mereka mungkin menjadi kurang tertarik untuk berpartisipasi dalam proses politik. Hal ini dipastikan menurunkan tingkat partisipasi pemilih dan melemahkan legitimasi hasil Pilkada Jakarta 2024.
“Saya sudah turun ke warga dan bertanya soal kotak kosong dan ada arus besar yang tidak menginginkan hanya ada calon tunggal di Pilkada Jakarta 2024. Namun, saya juga yakin, parpol-parpol yang saat ini belum menentukan kandidatnya masih memiliki komitmen besar untuk terus merawat dan menumbuhkan demokrasi dengan mencegah kotak kosong,” ujar Fahira Idris yang terpilih kembali sebagai Anggota DPD RI pada Pemilu 2024 dengan perolehan suara sebanyak 745.841 atau menempati posisi pertama.
Perolehan suara ini melampaui perolehan suara partai-partai politik di Jakarta pada Pemilu 2024, kecuali Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). (fajar)