Pandji Pragiwaksono Kritik Keputusan BPIP: Harusnya Bersatu, Bukan Menjadi Satu

  • Bagikan
Pandji Pragiwaksono

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Komedian dan aktivis sosial, Pandji Pragiwaksono, menyampaikan kritiknya terhadap keputusan terbaru Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait seragam dan atribut Paskibraka 2024.

Menurut Pandji, keputusan ini seharusnya menekankan pentingnya menghargai keberagaman, bukan mendorong penyeragaman.

"Harusnya Bersatu. Bukan Menjadi Satu. Hargai keberagaman. Bukan penyeragaman," ujar Pandji dalam keterangannya di aplikasi X @pandji (14/8/2024).

Pandji menekankan bahwa Paskibraka, sebagai simbol persatuan Indonesia, seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat tentang bagaimana keberagaman di Indonesia bisa menjadi kekuatan yang menyatukan, bukan sebaliknya.

"Kalau bukan dari Paskibraka yang mencontohkan bagaimana persatuan Indonesia, siapa lagi?," cetusnya.

Seperti diketahui, sebanyak 18 delegasi perempuan anggota Paskibraka 2024 yang bertugas mengibarkan bendera pusaka di IKN, Kalimantan Timur, diduga dipaksa untuk mencopot jilbab mereka saat pengukuhan oleh Presiden Jokowi pada Selasa (13/8/2024).

Para anggota Paskibraka perempuan yang diduga dipaksa melepas jilbabnya berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Aceh, Sumatra Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat.

Mereka adalah Dzawata Maghfura Zuhri (Aceh), Maulia Permata Putri (Sumatra Barat), Rahma Az Zahra (Jambi), Kamilatun Nisa (Riau), Amanda Aprillia (Bengkulu), Sofia Sahla (Jawa Barat), Keynina Evelyn Candra (DIY Yogyakarta), dan Amna Kayla (Nusa Tenggara Barat).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan