Imam Shamsi Ali Bocorkan 3 Penghalang Kebahagiaan

  • Bagikan
Imam Shamsi Ali

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Imam Shamsi Ali mengatakan, kebahagiaan (sa'aadah) merupakan tujuan utama yang dicari oleh setiap orang dalam hidup ini.

Namun, sering kali, kebahagiaan itu sulit ditemukan bukan karena ketidakmampuan seseorang untuk mencapainya, melainkan karena kesalahan dalam cara pandang terhadap situasi dan warna kehidupan.

"Saya akan menyampaikan tiga hal Utama yang menjadi penghalang kebahagiaan seseorang. Semuanya ada pada mindset atau cara pandang dalam melihat situasi yang menaungi kehidupan," ujar Shamsi Ali kepada fajar.co.id, Jumat (16/8/2024).

Dijelaskan Shamsi Ali, agar kehidupan menemukan kebahagiaan ketiga penghalang tersebut harus ditinggalkan.

"Satu, berhenti menyesali kegagalan masa lalu. Tak ada yang bisa anda lakukan mengenai masa lalu. Jangan lupakan masa lalu atau sejarah," ucapnya.

Tambahnya, setiap orang bisa belajar dari masa lalu untuk menjadi lebih baik. Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan yang sama. "Namun hendaknya hentikan menyesali apa yang telah berlalu," tukasnya.

Lebih lanjut dibeberkan Shamsi Ali, bagi seorang Mukmin hendaknya dipahami kembali keimanan pada “Qadar dan Qadha” (ketentuan dan keputusan) Pencipta dengan segala hal yang terkait dengan kehidupan.

"Dua, hentikan terlalu khawatir akan masa depan. Para ahli ilmu jiwa menyimpulkan bahwa apa yang kita khawatirkan tentang masa kenyataannya 80 persen tentangnya tidak terjadi. Maka jangan buang-buang energi dan waktu untuknya," sebutnya.

Bagi seorang Mukmin, kata Shamsi Ali, harus meyakini tidak memiliki pengetahuan tentang hari esok. Maka yang dilakukan adalah berikhtiar dan yakin bahwa hari esok ada dalam genggaman sang Pencipta.

"Tiga, hentikan mencari kebahagiaan lewat orang lain di sekitarmu. Mereka tidak akan bisa membahagiakanmu. Berharap kebahagiaan dari orang lain adalah sesuatu yang tidak mungkin. Dan hanya akan mengecewakanmu," terangnya.

Dikatakan Shamsi Ali, kebahagiaan 100 persen adalah suasana batin yang ditentukan oleh cara pandang seseorang.

"Kebahagiaan itu datang dari dalam diri sendiri. Kebahagiaan, mendapatkan kedamaian dan kepuasan dalam dirimu sendiri. Dan tidak perlu tergesa-gesa dalam menemukan apa yang akan membahagiakanmu. Dan di saat telah menemukannya, jaga dan tumbuh suburkan. Bersyukur itu adalah kebahagiaan pada dirinya," imbuhnya.

Shamsi Ali bilang, lebih dari itu semua, bagi seorang Mukmin mesti meyakini jika kebahagiaan yang hakiki ada pada “mardhotillah” (keridhoan sang Pencipta alam semesta).

"Semoga kita semua bisa merasakan kebahagiaan hidup, dunia-akhirat. Amin!," kuncinya. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan