"Kekesalan mulai memuncak, sumpah serapah bertaburan. Timeline ponsel membiru, biru sebagai tanda melayang pukulan rakyat terhadap tubuh Pembajak Demokrasi!," teriak salah satu orator.
Ia menegaskan, apa yang dilakukan Jokowi belakangan ini telah memancing puncak akumulasi kekesalan. Menurutnya, tidak ada aturan selain kekuatan rakyat yang dapat menundukkan kesewenangan Rezim Jokowi dan kroni-kroninya dalam upaya membangun istana kerajaan.
Ia melihat, dukungan koalisi gemuk Partai Politik di DPR, pembajakan demokrasi, dan pembangkangan Konstitusi ini terus berlangsung dan tidak ada yang mampu membendung.
"Sayang anak, bagi jabatan! Konstitusi sebagai benteng untuk membatasi kekuasaan dan melindungi kedaulatan rakyat, dengan mudah dan terang-terangan dikangkangi. Demi memastikan anak sulungnya, Gibran naik di tampuk kursi kekuasaan Wapres," cetusnya.
Tambahnya, jika Jokowi sebelumnya mencium bau-bau kolonial di istana negara, maka ia mencium baunya sendiri.
"Ia sedang mencium bau rezimnya sendiri. Kedaulatan di tangan rakyat, rakyatlah pemilik sah konstitusi yang sesungguhnya dan akan menentukan nasibnya sendiri," kuncinya. (Muhsin/fajar)
Ratusan Mahasiswa di kota Makassar kembali menggelar aksi unjuk rasa (Foto: Muhsin/fajar)