Ia menilai kekalagan di Pilgub 2017, menyimpan dendam politik yang sangat membara bagi Ahok, Mega, PDIP, Jokowi dan loyalisnya.
“HRS dan elemen 212 tanpa henti difitnah sebagai kelompok intoleran dan radikal. Bahkan Prabowo, Gerindra dan PKS yang saat itu mengusung Anies, menjadi sasaran amuk kebencian Ahoker dan Jokower. Rupa macam cara dilakukan untuk memisahkan PKS, Prabowo dan Anies. Demi tujuan memuluskan siasat jahat,” terangnya.
Kini, ia melihatnya semakin terang. Jokowi berperan menyandera elite partai agar mengunci peluang Anies maju di Pilgub DKI. Sementara Ahok, Mega dan PDIP menyiapkan Pramono Anung sebagai 'gerobak politik' barunya. Tidak lain untuk merebut kembali kekalahan mereka di tahun 2017.
“HRS, elemen 212 dan warga DKI Jakarta yang loyal kepada Anies dan terzalimi, tentu tidak diam. Sangat dilematis: Membiarkan Ridwan Kamil kalah, atau bersama Prabowo dan KIM untuk mencegah permainan kotor Jokowi dan Megawati?” pungkasnya.
(Arya/Fajar)