Cerita detail terkait ini, kata Geizs terlalu panjang, namun bocor alus Tempo sudah menayangkan tentu saja ada info yang patut dikoreksi, terutama soal waktu yg diberikan oleh PKS. Soal jadwal waktu itu tidak ada dalam komunikasi dengan Anies tentang batas waktu tersebut.
"Bahkan saya mengajak dua orang petinggi dari partai itu dan satu orang kadernya, untuk melakukan mubahalah atas kebohongan pernyataan mereka di publik dan mereka menolak untuk Mubahallah," tegas Geisz, melalui akun media sosialnya.
Dia pun tak mau lagi berdiskusi beradu argument karena hanya akan beralasan macam. Maka agar ada konsekwensinya, dalam bicara di depan publik maka dia mengambil langkah sederhana. Agar siapa yg berbohong maka dilaknat Allah. "Saya siap melakukannya karena mereka mengatakan sebagai partai dakwah," tuturnya.
Akhir cerita Ketiga partai itu balik arah tak lagi mengusung Anies.
Lalu Anies diundang ke DPD PDIP pada Sabtu 24 Agustus 2024. Kemudian pada Minggu malam tanggal 25 Agustus, 2 elit PDIP mendatangi Anies di Markas Anies di Jakarta Selatan untuk menandatangani berkas. (Ada bukti fotonya).
Senin 26 Agustus Anies diminta hadir ke DPP PDIP utk bertemu dengan Rano Karno (Ada rencana Deklarasi). Anies diminta hadir di gedung belakang DPP PDIP, bertemu dengan Rano Karno dan elite PDIP.
Kemudian mendadak terjadi “perubahan situasi” yang kemudian dikatakan untuk ditunda. Lalu sore hari terjadi perubahan nama. Yang kemudian dicalonkan adalah Pramono Anung dan Rano Karno. "Cerita di balik itu adalah cerita yang sama dengan partai-parta sebelumnya yang mendukung Anies namun lebih kompleks," urai Geisz.