Strategi Komunikasi Politik di Era Digital: Kunci Sukses Kampanye Pilkada

  • Bagikan
Andi Syahwal Mattuju, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Fajar

Oleh: Andi Syahwal Mattuju, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Fajar

Dalam era digital saat ini, komunikasi politik melalui media sosial telah menjadi alat yang sangat efektif dalam mendongkrak elektabilitas kandidat dalam pemilihan umum, termasuk Pilkada.

Pemanfaatan media sosial memungkinkan kandidat untuk menjangkau pemilih dengan cara yang lebih personal dan interaktif dibandingkan metode kampanye tradisional. Hal ini didukung oleh teori Agenda-Setting dan Teori Penggunaan dan Gratifikasi. Kampanye pemilu di Indonesia adalah contoh nyata bagaimana komunikasi politik di media sosial dapat mendongkrak elektabilitas secara signifikan.

Teori Agenda-Setting menyatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk memengaruhi agenda publik dengan menyoroti isu-isu tertentu yang dianggap penting. Dalam konteks politik, media sosial memungkinkan kandidat untuk menentukan topik dan isu yang ingin mereka angkat, sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan prioritas pemilih.

Individu menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka, seperti kebutuhan informasi, identitas pribadi, integrasi sosial, dan hiburan. Media sosial memungkinkan politisi untuk memenuhi kebutuhan ini secara lebih personal dan interaktif sesuai dengan teori Penggunaan dan Gratifikasi.

Dalam kampanye, dapat secara strategis mengangkat isu-isu tertentu yang dianggap penting bagi pemilih. Dengan menyoroti isu-isu ini secara konsisten, kampanye dapat mempengaruhi diskusi publik dan media, menjadikan topik-topik tersebut sebagai prioritas dalam agenda politik. Dalam pemilu beberapa waktu lalu, kita melihat bagaimana 2 topik utama diskusi di masyarakat yang menyebar, yaitu pendidikan gratis dan makan siang gratis.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan