14.Hasil syuro yang berlandaskan juga kepada dalil2 Al-Quran dan sunnah, ternyata kita tidak boleh memutuskan perjanjian yang sudah disepakati, kecuali pihak seberang melakukan pengkhianatan thd kesepakatan. Sehingga PKS tetap mengusung RK-Suswono untuk Pilkada DKI 2024 ini.
15.Namun perjalanan dan perjuangan ini sebenarnya belum berakhir. Saya berharap dan optimis, kalau kita belum bisa bekerjasama dg pak Anies dalam pilkada DKJ kali ini, mungkin ada peluang di pilkada2 lain, atau bahkan di level yang lebih tinggi.
16.Jadi maaf, dalam pertimbangan PKS, tidak ada itu istilah jegal menjegal. Dan sebagaimana disampaikan oleh wkl Ketua Majelis Syuro Dr. Hidayat Nurwahid, PKS itu merdeka, tidak tersandera oleh siapapun. Pertimbangan Pilkada ini hanya bersifat taktis, bukan ideologis.
17.Sekian, semoga bisa dimaklumi. Wallahu A’lam bis showwab. Saya mohon maaf, jika ada yang kurang berkenan….🙏
"Tukang durian lirik2 Elvi Sukaesih, Cukup sekian dan terimakasih…😁," tutup Tifatul Sembiring.
"Sebenarnya masalah PKS ini bukan cuma soal pencalonan Anies. Tp soal: 1. PKS jadi Pro Reklamasi (Great Wall) 2. PKS secara otomatis jadi pro IKN 2. Sempat berbohong tt Deadline 3. Sempat dukung revisi UU Pilkada 4. Incar kursi menteri di kabinet Gibran. 5. Sempat dukung Kaesang," balas akun @mas_agenae di kolom komentar.
"Kesalahan besar PKS nganggap urusan Pilkada DKJ hanya soal taktis. Padahal di dalamnya adalah pertarungan ide gagasan. 1. Ide Jakarta tetap Ibukota vs Jakarta berstatus DKJ 2. Pro reklamasi vs Reklamasi (kapitalis) 3. Pro Nepotisme vs Anti nepo," tambahnya. (sam/fajar)