"Kami juga akan berkolaborasi mempertemukan pengusaha dengan pemerintah, perbankan agar membantu teman-teman pengusaha muda dapat fokus mengembangkan dan mengekspansi bisnisnya," papar Ketua Umum AAS Community itu.
Dikemukakan pula bahwa kolaborasi juga harus dibangun dengan seluruh pengurus BPC HIPMI kabupaten/kota aktif untuk membangun bisnis bersama-sama mulai dari desa.
Ia mewanti-wanti jangan sampai hanya berfokus pada daerah sentris seperti Kota Makassar dan Parepare sebab masih banyak daerah lain yang juga memiliki potensi-potensi hebat.
Salah satu contohnya di Luwu Timur. Ada banyak aspek yang bisa dikembangkan, apalagi jauh dari kota misalnya.
"Itu bisa dikembangkan sampai dengan menghidupkan perekonomian masyarakat yang ada di sana agar menjadi mandiri, dan itu tidak dikelola oleh asing," jelasnya.
Selain itu, kata Amar, akan berfokus meneguhkan kesatuan anggota HIPMI di Sulsel, yakni BPC maupun BPD untuk selalu bekerja sama dan berkolaborasi melalui program-program yang namanya HIPMI AMAN.
"Bagaimana berusaha adaptif, mandiri, asertif, dan networking (AMAN). HIPMI harus memiliki bisnis adaptif, bagaimana merasakan covid kemarin, ketika bisnis tidak adaptif, akan tertinggal di situ," ujarnya.
Amar juga akan membantu melalui networking atau jejaring bersama pengusaha muda menghubungkan antara satu bidang dan bidang lain, antara pemerintah dan pengusaha, perbankan dan pengusaha untuk dapat mengembangkan usahanya di daerah agar lebih maju.
Ada pula namanya HIPMI Back to Village. Menurut dia, di Sulsel tidak bisa hanya fokus pada inovasi. Banyak pengusaha muda tidak mengetahui potensi terkecil usahanya di daerahnya, tetapi itu dapat menjadi usaha yang sangat besar.