Gibran Dihakimi Gara-gara Akun Fufufafa, Anak Buah Jokowi Bongkar Modus Mengejutkan

  • Bagikan
Hasan Nasbi dilantik sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengkritik tuduhan yang mengaitkan Gibran Rakabuming dengan akun anonim "Fufufafa".

Hasan Nasbi mengatakan bahwa ada upaya untuk mengangkat kembali peristiwa di masa lalu dan mengaitkannya dengan Gibran Rakabuming melalui tuduhan terkait akun anonim Fufufafa.

"Mengungkit masa lalu, kemudian seolah-olah ini kan yang dimaksud untuk mengangkat ini supaya Fufufafa ini dituduhkan adalah Gibran," ujar Hasan dikutip dari unggahan akun X @zy_zy_lestary (19/9/2024).

Dikatakan Hasan, tuduhan ini dilakukan dengan tujuan memecah hubungan antara Gibran dan Prabowo Subianto.

"Tapi dituduhkan ke Gibran dengan harapan pecah kongsi Gibran dengan pak Prabowo," tukasnya.

Ia menyebut bahwa tuduhan ini dirancang untuk menciptakan jarak di antara keduanya dan menimbulkan konflik.

"Padahal hampir semua orang di Republik ini sudah nggak peduli siapa itu Fufufafa sebenarnya. Dan, saya juga gak mau tahu itu," cetusnya.

Hasan dengan tegas menyatakan bahwa Prabowo Subianto tidak akan terpengaruh oleh cara-cara manipulatif seperti ini. Prabowo adalah sosok yang memiliki prinsip dan tidak mudah dipengaruhi dengan strategi semacam itu.

"Prabowo itu tidak bisa dipengaruhi dengan cara begitu," ucapnya.

Hasan mengakui bahwa selama periode 2014-2019, mungkin ada pernyataannya sendiri yang juga berisi kritik terhadap Prabowo.

Menurut Hasan, pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh akun Fufufafa tidak begitu penting dan tidak signifikan bagi Prabowo.

"Kalau mau jujur entah apa-apa juga, statemen saya terhadap pak Prabowo tahun 2014-2019. Mungkin gak ada apa-apanya itu statementnya Fufufafa," jelasnya.

Bahkan, ia merasa Prabowo tidak akan peduli siapa sebenarnya sosok di balik akun tersebut karena hal itu tidak relevan dengan kepentingan besar yang sedang dihadapi.

"Pak Prabowo mungkin nggak mau tahu siapa itu karena nggak penting Fufufafa akun siapa," imbuhnya.

Hasan juga menyadari bahwa dalam situasi politik yang penuh dengan persaingan pada tahun 2014-2019, banyak pernyataan yang mungkin terdengar kasar.

Hal tersebut, menurutnya, adalah bagian dari dinamika politik yang terjadi kala itu.

"Tapi yang mungkin juga tahun 2014-2019 dalam suasana pertarungan kayak gitu, bicaranya juga macam-macam mungkin lebih kasar," Hasan menuturkan.

Ia mengungkapkan bahwa meskipun ada berbagai kritik dan pernyataan keras, Prabowo tetap merespon dengan sikap positif. Hal ini menunjukkan kebesaran jiwa dan sikap kenegarawanan Prabowo dalam menghadapi kritik.

"Tapi kemudian disambut dengan sangat baik oleh pak Prabowo," tambahnya.

Hasan menekankan bahwa orang-orang yang mencoba memecah hubungan atau mempengaruhi Prabowo salah dalam menilai kualitas kepemimpinannya.

Mereka meremehkan kebesaran jiwa dan level kenegarawanan Prabowo, yang sebenarnya lebih tinggi dari yang mereka kira.

"Mereka salah mengukur kebesaran jiwa, kenegarawanan, level pak Prabowo. Kalau berharap ini bisa memantik sesuatu dari pak Prabowo sehingga terjadi kecurigaan, salah sangka, dan segala macam, itu kesalahan besar," ia menegaskan.

"Berusaha memisahkan pak Jokowi dan Prabowo dengan cara seperti ini, menurut saya kesalahan besar. Yang paling fatal, mereka seolah-olah bicara pendirian moral menghakimi akun Fufufafa," sambungnya.

Ia menambahkan bahwa orang-orang yang mengkritik akun Fufufafa seharusnya melihat diri mereka sendiri, karena mungkin perilaku mereka di media sosial bahkan lebih buruk atau lebih kasar daripada Fufufafa.

"Orang-orang ini kesehariannya sampai hari ini di Medsos gak lebih baik dari Fufufafa. Bahkan mungkin lebih jorok, buruk," tandasnya.

Hasan bilang, spekulasi bahwa siapa pun orang di balik akun Fufufafa, mungkin sekarang telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak lagi terlibat dalam hal-hal yang kontroversial sejak lima atau sepuluh tahun lalu.

"Fufufafa ini entah siapapun, mungkin sekarang sudah menjadi orang baik. Karena mungkin sudah berhenti lima atau sepuluh tahun lalu," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan