FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial (Medsos) Ary Prasetyo menyayangkan sikap sebagian warga yang meneriaki Presiden Jokowi dengan panggilan "Mulyono" saat kunjungannya ke pasar di Surabaya.
"Semakin gak ada akhlak nih warga," ujar Ary dalam keterangannya di aplikasi X @Aryprasetyo85 dikutip pada Minggu (22/9/2024).
Dikatakan Ary, insiden ini mirip dengan kejadian sebelumnya di Yogyakarta, di mana Presiden Jokowi juga disapa dengan panggilan yang sama.
"Kemarin di Jogja dipanggil Mulyono," sebutnya.
Ary menilai tindakan tersebut tidak menghormati posisi seorang kepala negara, apalagi terjadi dua kali di dua kota berbeda dalam waktu yang relatif singkat.
"Kini di Surabaya juga dipanggil Mulyono," tandasnya.
Fenomena ini kemudian memicu perbincangan di media sosial, dengan beberapa pihak mengkritik sikap warga yang dianggap tidak sopan.
Sebelumnya diketahui, Presiden Jokowi kembali mendapat sambutan unik saat meninjau harga bahan pokok di Pasar Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuhpakis, Jawa Timur, Jumat (20/9/2024).
Sejumlah warga yang hadir meneriaki Presiden dengan nama masa kecilnya, 'Mulyono', saat ia berinteraksi dengan pedagang.
Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 08.00 WIB, didampingi oleh Ibu Negara Iriana, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Selama kunjungannya, Jokowi seperti biasa berbincang dengan para pedagang dan masyarakat, sembari membagikan Bantuan Langsung Tunai, Bantuan Modal Kerja, kaos hitam, dan sembako.
Sambutan hangat pun terlihat dari pedagang dan warga sekitar yang sangat antusias menyambut kehadiran orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Namun, yang menarik perhatian adalah teriakan sejumlah warga yang menyebut Presiden dengan panggilan "Mulyono", yang diketahui merupakan nama masa kecilnya.
"Mulyono, Mulyono, Mulyono," seru beberapa warga dengan antusias.
Kejadian ini serupa dengan yang terjadi sebelumnya di Yogyakarta, di mana Presiden Jokowi juga disapa dengan nama tersebut.
Meski demikian, Jokowi tetap berinteraksi dengan warga dan melanjutkan kunjungannya tanpa terganggu oleh teriakan tersebut. (Muhsin/Fajar)
