Kemlu RI Dorong WNI di Lebanon untuk Evakuasi di Tengah Ketegangan Keamanan

  • Bagikan
Para prajurit TNI Angkatan Laut pengawak KRI Diponegoro-365 mengikuti latihan rencana kontijensi di dermaga Port of Beirut, Lebanon, Selasa (10/9/2024). ANTARA/HO-Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL.
Para prajurit TNI Angkatan Laut pengawak KRI Diponegoro-365 mengikuti latihan rencana kontijensi di dermaga Port of Beirut, Lebanon, Selasa (10/9/2024). ANTARA/HO-Dinas Penerangan Komando Armada II TNI AL.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama Kedutaan Besar RI (KBRI) Beirut telah mengadakan pertemuan secara daring dengan warga negara Indonesia di Lebanon, mendorong mereka untuk melakukan evakuasi di tengah situasi keamanan yang memprihatinkan.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa pertemuan berlangsung pada Senin (30/9) dan bertujuan untuk mengetahui situasi keamanan terkini di Lebanon.

Judha menyebutkan bahwa meski beberapa WNI ingin tetap tinggal karena menganggap wilayah tempat tinggal mereka masih aman, jumlah WNI yang terdaftar kini mencapai 159 orang, meningkat dari sebelumnya 155 orang.

“Jumlah WNI di Lebanon 159 orang, tidak termasuk staf KBRI dan personil TNI di UNIFIL,” jelasnya melalui pesan singkat.

Selain WNI yang tercatat, Indonesia juga memiliki sekitar 1.200 prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Sebelumnya, pada Kamis (26/9), Kemlu RI menyatakan bahwa pasukan TNI di UNIFIL siap membantu operasi evakuasi WNI yang berada di Lebanon. Jika evakuasi dilakukan, proses tersebut akan dilaksanakan melalui koordinasi dengan komandan pasukan UNIFIL.

Kemlu juga mengeluarkan anjuran bagi WNI untuk menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel, serta KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 untuk WNI di seluruh wilayah Lebanon. Sejak penetapan status tersebut pada Agustus, KBRI Beirut telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dari Lebanon ke Indonesia.

Ketegangan di Lebanon meningkat setelah Israel melakukan serangan udara sejak 23 September, yang menurut otoritas Lebanon telah mengakibatkan lebih dari 960 orang tewas dan lebih dari 2.770 lainnya terluka. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan