Lima Langkah Kesuksesan yang Berkah Menurut Imam Shamsi Ali

  • Bagikan

Singkatnya Islam tak pernah hadir untuk menjadikan pengikutnya menderita: “Kami tidak turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menderita” (Taha: 2).

Semua ini harusnya menyadarkan pengikut agama ini untuk membangun mindset berhasil dan sukses.

Tentu keberhasilan dan kesuksesan itu terdefenisikan dengan defenisi yang ditetapkan oleh nilai-nilai keislaman dan keimanan.

Kesuksesan yang tidak parsial, tidak sementara, dan tidak berujung kepada penyesalan. Melainkan kesuksesan yang membawa kebaikan abadi: “hasanah fid-dunya wa hasanah fil-akhirah”.

Lima fondasi keberhasilan

Secara teologis keagamaan jelas fondasi keberhasilan pertama dan terutama adalah keimanan. Keimanan adalah akar kehidupan. Hidup di atas iman adalah hidup yang kokoh, stabil dan tak akan goyah.

Namun kali ini saya ingin menyampaikan lima fondasi lain, selain iman, yang disimpulkan dalam sebuah ayat Al-Quran. Ayat ini mengisahkan perintah Allah kepada nabi Musa untuk berangkat menyampaikan Dakwah Islam kepada penguasa zholim pada masanya, Fir’aun.

“Pergilah kamu bersama saudaramu (Harus) dengan ayat-ayatKu. Dan jangan lemah dalam mengingatKu” (Taha: 42).

Ada lima fondasi utama kesuksesan yang Allah sampaikan di ayat ini:

Satu, “pergilah”. Bahwa kesuksesan itu menuntut pergerakan dan perubahan. Kata pergi berarti bergerak dan pindah. Orang yang selalu merasa nyaman dengan “zona lamanya” tidak akan ke mana-mana. Tapi seseorang yang mampu bergerak, berubah bahkan membawa perubahan, itulah orang yang suskes.

Dua, “dan saudaramu”. Bahwa kesuksesan itu akan diraih secara efektif dan maksimal ketika dilakukan secara bersama-sama.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan