Maka sisa kuota dimanfaatkan betul oleh negara-negara Timur Tengah. Salah satunya menyingkirkan saingan dari negara-negara yang sepakbola mulai bangkit dan mengancam mereka.
“Negara-negara papan atas itu sudah biasa, langganan tidak bisa dikerjain. Saudi, Iran, Korea, Jepang, Qatar itu pernah jadi tuan rumah aja susah dikerjain,” tuturnya.
“Jadi sisa jatahnya ini untuk negara mereka sendiri, dan yang baru bangkit dan bisa menyaingi atau melebihi negara mereka itu akan dikerjain dan kita akan dikerjain terus kalau wasitnya dari Timur Tengah,” tambahnya.
“Negara siapa lagi, Uzbekistan lihat aja juga nanti akan dikerjain, jadi mereka melakukan kong kali kong dengan negara kecil Timur Tengah ini untuk menghindari bahwa negara Asia Tenggara atau Timur tidak boleh ke Piala Dunia disamping lima enam negara yang sudah langganan,” lanjutnya.
Untuk menghindari hal seperti ini kembali terjadi, mantan pelatih Futsal Timnas Indonesia itu pun meminta PSSI melalui Ketua Umum, Erick Thohir untuk melakukan protes keras.
Tak sampai di PSSI, ia menyebut jika perlu Pemerintah pun turun tangan untuk melakukan protes.
“Itulh kenapa kita dikerjai, maka saya harap PSSI melalui pak Erick Thohir melakukan protes keras. Kalau perlu Pemerintah juga,” paparnya.
Menurutnya Timnas Indonesia saat ini khususnya di laga menghadapi Bahrain benar-benar dirampok.
“Kalah menang itu biasa tapi tidak dengan cara seperti ini, inu kita dirampok benar-benar dirampok,” pungkasnya.
(Erfyansyah/fajar)