Survei Indikator untuk Pilkwalkot Makassar: Appi-Aliyah Unggul Jauh dari Tiga Rivalnya

  • Bagikan
Munafri Arifuddin - Aliyah Mustika Ilham

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Hasil survei terbaru terkait pilwali Kota Makassar telah rilis hari ini, Sabtu, (12/10/2024).

Survei itu berasal dari Indikator Politik Indonesia, dilakukan pada 30 September sampai 8 Oktober 2024.

Diketahui, pada Pilwalkot Makassar 2024, ada empat Pasangan Calon (Paslon) yang bertarung.

Diantaranya ialah Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA), Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati), Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) dan Amri Arsyid-Abd Rahman Bando (AMAN).

Penarikan sampel survei ini
menggunakan metode multi stage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 800 orang. Sampel berasal dari seluruh kecamatan di Kota Makassar yang terdistribusi secara proporsional.

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Prof Burhanuddin Muhtadi menyatakan, sampel 800 ini bisa merepresentasikan referensi elektoral warga Makassar secara umum.

Salah satu simulasi yang basic yang selalu diajukan dalam pertanyaan yaitu berkaitan top of mind.

Top of mind adalah satu simulasi yang ditanyakan pada responden dan responden tidak mendapat pilihan jawaban apapun. Jadi salah satu ukuran yang biasa dipakai untuk mengukur seberapa jauh nama calon wali kota itu melekat di memori pemilih adalah simulasi ini yang paling kuat untuk menggambarkan strong voters.

“Jadi semakin muncul nama seorang calon kepala daerah dalam memori pemilih secara terbuka tanpa di brief itu artinya calon tersebut sudah melekat di memori responden,” kata Prof Burhanuddin Muhtadi.

Dikatakan, per hari ini ada 32,7% responden di Kota Makassar yang tidak bisa menyebut pilihannya dalam simulasi top of mind. Artinya cukup besar pemilih di Makassar yang bisa kita kategorikan swing voters. Itu jumlah yang besar.

“Munafri Arifuddin berada di tingkat pertama 29,1%, beliau punya pengalaman panjang bertarung di Kota Makassar, sebelumnya memang belum beruntung, tetapi kali ini ada potensi Munafri mengungguli calon lain karena selisih Munafri dengan calon lain signifikan secara statistik,” tambahnya.

Sementara itu, Peneliti Indikator, Bawono Kumoro mengatakan, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar ±3.5% pada tingkat kepercayaan 95 persen.

“Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spotcheck). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti,” tutur Bawono.

Hasilnya, pada top of mind Calon Walikota, Munafri Arifuddin paling banyak disebut 29.1%, kemudian Indira Jusuf Ismail 20.5%, dan Andi Seto Gadhista Asapa 14.3%. Nama lain jauh lebih rendah. Belum menentukan pilihan 32.7%.

Pada simulasi 4 nama calon, nama Munafri Arifuddin paling banyak dipilih di angka 36,5%, disusul Indira Jusuf Ismail 24.9%, Andi Seto Asapa 18,5%, Amri Arsyid 3,3% dan tidak tahu/rahasia 16,8%.

Kemudian pada simulasi 4 Paslon, Pasangan Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham unggul dengan dukungan 36.7%, diikuti pasangan Indira Jusuf Ismail dan Ilham Ari Fauzi Amir Uskara 25%.

Kemudian pasangan Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi 18.9%, sedangkan pasangan Muhammad Amri Arsyid dan Abdul Rahman Bando mendapat dukungan 3.6%. Sisanya merupakan massa mengambang sekitar 15.9%.

Indikator Politik Indonesia juga memotret kemungkinan calon pemilih mengubah pilihan. Hasilnya sangat besar kemungkinannya 5,1% dan Cukup besar kemungkinannya 21% atau ditotal 26.1%.

Sementara Kecil kemungkinannya 46,3% dan Sangat kecil atau hampir tidak mungkin 25,4% atau ditotal 71,7%. Sedangkan tidak tahu atau tidak jawab 2,2%. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan