Dokter Oky Pratama Ungkap Skincare Berbahaya, BPOM ke Mana?

  • Bagikan
Dokter Oky Pratama

Dikatakan Prof. Anwar, petugas BPOM biasanya ketika menjelang Ramadan intens melakukan operasi.

Sebelum beredar juga, kata Prof. Anwar, terdapat dua sistem yang diterapkan BPOM, preventif dan represif.

"Jadi preventifnya, dia harus memberikan label bahwa ini benar dan boleh beredar. Kemudian di represifnya itu kalau misalnya, bagaimana bisa ada beredar tanpa BPOM kan," tuturnya.

Tambah Prof. Anwar, para konsumen pun mesti tetap berhati-hati meskipun produk tersebut telah mengantongi BPOM.

"Kalaupun ada BPOMnya, harus meneliti, kadaluarsa, keaslian, dan seterusnya," tukasnya.

Prof. Anwar kembali menekankan, jika dalam pengawasan yang dilakukan BPOM mendapatkan produk dengan kandungan merkuri, maka bisa berkoordinasi dengan pihak Kepolisian.

"Polisi boleh melakukan itu (tindakan) kalau misalnya ada (laporan). Tapi dia tidak pengetahuan yang memadai untuk itu. Memang punya kewenangan, tapi itu kalau ada rekomendasi dari BPOM," sebutnya.

Alasannya, kata Prof. Anwar, hanya BPOM yang bisa mengatakan hal tersebut salah, mengandung merkurin, dan seterusnya.

"Untuk yang lebih spesifik ke pidana, yang jelas seperti itu yang kita tahu. Kan ada perdagangan yang misalnya tanpa izin, tapi kalau berkaitan dengan BPOM itu, konsumen, sampai di situ ji pemahamanku. Lebih dari itu ranah pidana," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan