FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara Jimly Asshiddiqie menyebut terlalu bersatu sebagai sesuatu yang sangat buruk. Hal tersebut disebutnya bisa meniadakan keberagaman.
Di sisi lain, ia mengakui merangkuk itu adalah hal baik. Tapi tidak bisa terlalu.
“Merangkul untuk bersatu itu baik, tapi terlalu bersatu justru sangat buruk, karena akan meniadakan keanekaan,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Rabu (16/10/2024).
Tidak sampai di situ, Ketua Mahkamah Konstitusi pertama itu mengatakan terlalu baik juga tidak baik.
“Terlalu baik juga adalah tidak baik. Too good is always not good,” ujarnya.
“Karena itu, hindarilah kata terlalu dalam kehidupan,” tambahnya.
Jimly tidak menyebut secara gamblang siapa yang ia bicarakan. Hanya saja, sejumlah kalangan menghubungkannya dengan presiden terpilih Prabowo Subianto dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Prabowo diketahui telah memanggil sejumlah tokoh ke kediamannya di Kartanegara, Jakarta. Mereka dipanggil sebagai calon menteri dan wakil menteri.
Berbeda dengan kabinet pemerintahan sebelumnya, Prabowo disebut akan membuat 46 pos kementerian di pemerintahannya.
(Arya/Fajar)