“Kemudian sweeper bersama rombongannya turun di punggungan menuju pos 9 dan korban meminta rekan-rekannya untuk menunggu, dan akhirnya rombongannya turun,” lanjutnya.
Karena memilih untuk beristirahat, kaki korban yang kelelahan mengalami keram serta kedinginan susah untuk berdiri. Ditambah ia juga tanpa sadar sudah tertinggal dari rekannya.
Untungnya, korban yang kesakitan di dengar oleh kelompok lain yang hendak turun. Ditambah satu warga lokal lain yang sedang beraktivitas di gunung.
“Tidak lama, ini korban memilih untuk ke semak-semak beristirahat di melenceng dari jalur dan dari situ kakinya keram dan kedinginan,” sebutnya.
“Karena sudah susah berdiri apalagi jalan, untungnya ada rombongan lain yang turun dia (korban) sementara batuk dan posisinya korban sudah gejala hypotermia,” paparnya.
“Dari rombongan ini yang bantu melakukan penanganan dan ada juga warga yang sedang melakukan ritual yang juga melihat dan bantu backup sampai pos 8,” jelasnya.
Lanjut, menurut Mustain Tagrib JS laporan baru di pos registrasi sekitar pukul 3 sore dan selanjutnya evakuasi mulai dilakukan sekitar dua jam setelahnya.
“Dan laporan yang masuk ke pos registrasi jam 3 sore baru ada. Jadi, dari pihak kami masih mengumpulkan informasi untuk memastikan A1 ini korban sakit apa,” ungkapnya.
“Masuk jam 5.30 baru dapat informasi korban dapat gejalan hypothermia, barulah kita panggil tim evakuasi berjumlah lima orang dengan peralatan lengkap,” sambungnya.
Tim evakuasi kemudian tiba di lokasi sekitar pukul 9 malam langsung memberikan penanganan ke korban dan diputuskan pula evakuasi akan dilakukan esok hari.