FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin merupakan putra kedua dari Sulawesi Selatan yang mendapatkan amanah menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Sebelumnya ada Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Jusuf Amir. Keduanya pun sama-sama merupakan keturunan dari Kabupaten Bone, Sulsel.
Jusuf menjabat sebagai Menhan ke-15 dari 29 Maret 1978 hingga 19 Maret 1983 di masa Soeharto.
M Jusuf merupakan keturunan bangsawan kelahiran 23 Juni 1928 Kajuara, Bone. Namun dia melepas gelar ‘Andi’ nya di tahun 1957.
Dia merupakan salah satu orang kepercayaan Presiden kedua Soeharto. Di masa Soeharto, dia sempat diberi tiga amanah.
Selain sebagai Menhan juga sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke-7, masa jabatan
29 Maret 1978 – 19 Maret 1983 dan Menteri Perindustrian Indonesia ke-9, masa jabatan
6 Juni 1968 – 28 Maret 1978.
Kini jabatan Menhan kembali diamanahkan oleh tokoh yang juga sama-sama memiliki kedekatan dengan Soeharto. Sjafrie sempat menjadi ajudan Soeharto.
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan putra kelahiran 30 Oktober 1952,
Makassar, Indonesia. Dihimpun berbagai sumber, Sjafrie Sjamsoeddin merupakan keturunan panglima perang La Temmu Page Arung Labuaja.
La Temmu Page, adalah seorang bangsawan Bugis Bone. Seorang Arung yang terjun langsung memimpin pasukan mengangkat senjata, bertempur mengusir pasukan penjajah yang menyerbu negeri Kerajaan Bone.
Sementara itu, Ayah Sjafrie, Sjamsoeddin Koernia juga merupakan anggota ABRI, terakhir berpangkat letnan kolonel. Sempat membangun masjid di Desa Labuaja Kecamatan Kahu, Bone.
Sjafrie merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1974. Ia lulus bersama dengan Letjen Purn Prabowo Subianto. Juga sama-sama bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha — yang saat ini dikenal sebagai Kopassus.
Dia memulai karier sebagai Danton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) dan kemudian menjabat sebagai Dan Nanggala X di Timor-Timur pada tahun 1976.
Pada tahun 1997, Sjafrie diangkat sebagai Pangdam Jaya, menjadikannya sebagai salah satu jenderal bintang tiga terkemuka di TNI. Pernah mendapat julukan ‘Pangdam Jaya Tertampan’.
Dia memiliki peran dalam meredam kerusuhan di Jakarta pada Mei 1998.
Ia juga sempat menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Korsahli) TNI (2001), pernah berada di Pusat Penerangan (Puspen) TNI (2002), menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (2005).
Selanjutnya Wakil Menteri Pertahanan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2010-2014.
Dia menjadi Staf penasihat khusus saat Prabowo jabat Menteri Pertahanan. (selfi/fajar)