Dino Patti Djalal: Tom Lembong Punya Banyak Musuh Sejak Berbalik Badan

  • Bagikan
Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal saat diwawancarai wartawan mengenai isu perubahan iklim di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu (21/6/2023). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal saat diwawancarai wartawan mengenai isu perubahan iklim di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu (21/6/2023). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Mantan Juru Bicara Presiden ke-6, Dino Patti Djalal mengaku mengenal baik Tom Lembong. Bahkan sudah lebih 20 tahun lalu.

“Saya kenal baik Tom Lembong sejak 2003. Dia waktu itu aktif mendukung SBY,” kata Dino dikutip dari unggahannya di X, Jumat (1/11/2024).

Sosok mantan Menteri Perdagangan itu disebutnya sebagai sosok dengan intelektual tinggi, baik hati, dan idealis. Tapi tetap kritis.

“Saya mengenal Tom sebagai sosok yang mempunyai intelektualitas tinggi, baik hati, tidak korup & idealis. Dia selalu kritis melihat berbagai masalah bangsa,” ucapnya.

“Saya juga tahu dia punya banyak musuh sejak berbalik badan menentang mantan bossnya,” tambahnya.

Karenanya, soal penetapan Tom sebagai tersangka korupsi, ia menilai tidak ada motivasi Tom untuk memperkaya diri. Sekalipun misalnya dia melakukan kebijakan yang merugikan.

“Kalaupun ada langkah kebijakannya yang keliru, saya sinyalir itu bukan karena motivasi memperkaya diri, dan lebih karena false judgment atau oversight,” ucapnya.

Tapi karena kebijakan itu, meski tak ada motivasi memperkaya diri, Dino menyebut dimanfaatkan pihak lain. Suatu hal yang disebutnya bisa direkayasa dalam hukum.

“Namun memberikan celah untuk dijerat oleh pihak yang mampu memberdayakan mekanisme "adanya pengaduan masyarakat" (yang dalam dunia hukum kita bisa direkayasa),” imbuhya.

Padahal menurut data, impor gula tidak hanya terjadi di jaman Tom menjabat Menteri Perdagangan. Bahkan di menteri lain lebih besar dari Tom.

“Impor gula juga (lebih) banyak dilakukan Mendag-mendag setelah dia. Disini perlu konsistensi dalam penegakan hukum, terangnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan