Karenanya, pertunjukan angngaru di acara pernikahan menurutnya penyimpangan. Alih-alih sebagai pelestarian budaya.
“Sudah jauh menyimpang itu,” tegas Tika.
Ia memberi pesan pada pekerja seni dan budaya.
“Sebelum kita lestarikan budaya sebaiknya dilakukan: kenali, jaga, dan lalu lestarikan.”
Sebelumnya diberitakan, dalam video yang kini beredar luas, terlihat pemuda bernama Randi, berpartisipasi dalam ritual adat "Anngaru," menusukkan badik ke dadanya sebagai bagian dari aksi, namun beberapa detik kemudian darah tampak mengucur.
Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan bahwa insiden terjadi pada Senin sekitar pukul 10.30 WITA, ketika Randi menawarkan diri untuk memperagakan tradisi Anngaru dalam rangka penyambutan pengantin.
"Meskipun sempat ditolak oleh tuan rumah, Randi tetap melanjutkan peragaan tradisi yang biasanya penuh semangat itu," ujar Udin, Selasa (5/11/2024).
Hal tak terduga terjadi ketika badik yang digunakan Randi tiba-tiba tertusuk ke dada kirinya.
"Akibatnya, Randi mengalami dua luka tusukan, luka terbuka sekitar 2 cm dengan kedalaman 0,5 cm, serta luka lainnya sebesar 4 cm dengan kedalaman 2 cm," lanjutnya.
Dikatakan Udin, akibat luka yang cukup dalam itu, membuat Randi mengalami pendarahan yang cukup serius.
"Insiden ini menyebabkan pendarahan yang cukup serius," tuturnya.
Tambahnya, karena mengalami pendarahan, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Pa'bentengan untuk mendapatkan perawatan medis.
Hanya saja, karena lukanya cukup parah, ia diharuskan dirujuk ke RSU Syekh Yusuf Kallongtala untuk perawatan lebih lanjut. (Muhsin/Fajar)