Lebih jauh, BDS menambahkan, 'sumbangan' yang dilakukan McD cabang ke Palestina, nilainya hanya secuil dari Royalti Fee yang harus dibayar. Hal itu hanyalah sekadar gimmick Public Relation untuk meredakan kemarahan publik.
Tapi siapa sebenarnya pemilik McD Indonesia?
Tak banyak yang tahu, waralaba tersebut dimiliki dan dioperasikan oleh Group Sosro, konglomerasi bisnis yang lebih dulu populer dengan produk minuman teh instan, Teh Botol Sosro.
Sejak 2009, Rekso Group, yang memayungi seluruh bisnis Sosro, memegang hak penuh atas warabala McDonald's di Indonesia. Ini setelah group berhasil mengambilalih kendali waralaba dari tangan Bambang Rachmadi, bankir dan pengusaha nasional. Terhitung di tahun itulah, 97 cabang McDonald's yang sebelumnya dikuasai Bambang berpindah ke tangan Sosro.
Sosro sendiri menggunakan lengan bisnisnya khusus di sektor makanan cepat saji, PT Rekso Nasional Food, untuk mengoperasikan McD Indonesia. Hubungan antara McDonald's dan Teh Botol Sosro ini juga terlihat dengan promosi bundling (paketan) Teh Botol Sosro di seluruh gerai McDonald's Indonesia.
Namun tak banyak informasi terkait berapa penghasilan Sosro Group dari mengoperasikan McD Indonesia yang kini hadir di lebih dari 300 lokasi. Namun sebagai gambaran, penjualan dari 97 gerai McD selama 18 tahun kurun 1991-2007, saat masih di tangan keluarga Bambang Rachmadi, mencapai Rp 8 triliun. Dari angka itu, sebagian besarnya mengalir ke Amerika dalam bentuk pembayaran rutin biaya sewa waralaba dan royalti.
Kini, afiliasi Group Sosro sebagai pemegang hak waralaba McD di Indonesia dan induknya Amerika kini menjadi alasan bagian sebagian konsumen menjauhi produk perusahaan, dan bahkan Group Sosro secara keseluruhan. Konsumen nampaknya tak ingin uang mereka kembali mengalir ke Amerika dan ikut mendukung kebijakan luar negeri Amerika yang kukuh mendukung genosida Israel atas Gaza.(*)