Meski gula memberikan energi instan, efek ini tidak berlangsung lama. Saat kadar gula darah turun, tubuh merasa kehabisan tenaga, menciptakan rasa lemas yang berkepanjangan.
Kondisi ini dikenal sebagai "sugar crash." Jika dibiarkan, kelelahan kronis dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Mengidam Makanan Manis
Konsumsi gula berlebih dapat menciptakan lingkaran kecanduan. Gula merangsang pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang, di otak. Ketika kadar dopamin turun, tubuh secara alami mencari sumber lain untuk meningkatkan perasaan tersebut, yaitu makanan manis.
Ketergantungan ini bisa memperburuk asupan gula harian dan membuat tubuh semakin sulit untuk melepaskan diri dari pola makan yang tidak sehat.
Kulit Berjerawat dan Keriput
Proses glikasi yang disebabkan oleh konsumsi gula tinggi merusak kolagen dan elastin, dua protein utama yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kulit lebih cepat mengalami tanda-tanda penuaan seperti keriput.
Selain itu, kadar gula yang tinggi memicu peradangan, yang dapat meningkatkan produksi minyak di kulit dan menyebabkan jerawat.
Brain Fog
Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan peradangan sistemik, termasuk di otak. Akibatnya, seseorang dapat mengalami "brain fog," yang ditandai dengan kesulitan berpikir jernih, menurunnya daya ingat, dan sulit berkonsentrasi.
Kondisi ini juga dapat memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan serta produktivitas secara keseluruhan.