67 Tahun Pertamina, Momentum Swasembada Energi

  • Bagikan
Ferdinand Hutahaean (Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, dan Founder Ferdinand Hutahaean & Co Law Firm).

Dan apabila dilakukan evaluasi operasional dan penekanan terhadap angka penjualan BBM Bersubsidi penulis memperkirakan akan bisa dilakukan penghematan sekitar 20 persen atau sekitar Rp22 Trilliun.

Inihanya sebuah pemikiran konstruktif agar Pemerintah bersama Pertamina mampu menggunkaan penghematan itu dalam rangka swasembada Energi.

Selain itu, Pertamina bersama Sub Holdingnya seharusnya mampu meningkatkan penjualan produk Pertamina Non Subsidi seperti Oli, Aspal, Gas, Minyak Mentah, Perkapalan, Pengangkutan dan lain-lain yang diperkiran bisa menambah pemasuksan trilliunan rupiah bagi Pertamina.

Ada banyak jalan yang bisa ditempuh oleh Pertamina untuk menjadikan entitas ini sebagai tiang kokoh program swasembada energi.

Termasuk meningkatkan angka lifting di Hulu dengan menggunakan teknologi yang lebih maju. Membuka kembali sumur-sumur tua serta membuka sumur-sumur yang pernah dilakukan pengeboran tapi belum menghasilkan.

Penggunaan teknologi maju untuk meningkatkan angka lifting ini juga perlu revisi pada aturan dari regulator termasuk dari SKK Migas.

Percuma pemerintah menargetkan peningkatan angka lifting 1 Juta Barel Perhari bila sistem dan teknologi yang dijalankan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Harus ada terobosan terhadap teknologi, terobosan cara berpikir dan terobosan semangat mencapai lifting 1 Juta Barel Perhari demi swasembada energi.

Mampukah kita melakukan? tentu mampu dengan niat dan keinginan yang benar. Maka pada hari Ulang Tahun Pertamian ke 67 ini, harus dijadikan momentum membongkar dan merestrukturisasi bangunan bisnis Pertamina dan menjadikan Pertamina sebagai Tiang Kokoh Penyangga Program Presiden Prabowo untuk swasembada Energi.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan