Pabrik Uang Palsu Ditemukan di UIN Makassar, Rudianto Lallo: Sangat Memalukan

  • Bagikan
Rudianto Lallo

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo menyebut, penemuan pabrik uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sangat memalukan.

Pernyataan ini tidak lepas dari hasil penggerebekan yang dilakukan Polres Gowa dan menemukan pabrik uang palsu di dalam kampus.

"Bayangkan institusi pendidikan yang harusnya tempat mencetak insan-insan berakhlak mulia, berilmu dan beradab. Lalu kemudian ada skandal besar seperti ini, sangat memalukan," ujar RL, akronim namanya, kepada fajar.co.id, Selasa (17/12/2024) malan.

Olehnya itu, RL mendorong pihak Kepolisian membongkar sindikat para tersangka. Tidak sebatas para pelaku tingkat bawah.

"Jangan hanya terbatas pada pelaku pelaku yang tingkat bawah. Perlu intelektual dalangnya itu dibongkar," tukasnya.

Ditekankan RL, siapapun yang terbukti terlibat dalam lingkaran kejahatan tersebut, harus diberikan proses hukum.

"Tidak boleh Polri kemudian stengah stengah dalam membongkar kasus ini. Harus sampai ke akar akarnya harus total," RL menuturkan.

"Prosesnya pasti panjang, apalagi ini sudah beredar di masyarakat, merugikan. Mungkin masyarakat kecil tempat edarnya, karena kalau di swalan besar ketahuan," tambahnya.

RL bilang, jika uang palsu itu diedarkan pada masyarakat golongan bawah maka bisa dipastikan perbuatan para pelaku sudah betul-betul merugikan.

"Tapi kalau dijual di masyarakat bawah yang ibaratnya tidak dideteksi, itu merugikan banyak orang, jadi harus dibongkar betul," kuncinya.

Sebelumnya diberitakan, setelah melakukan penggerebekan pabrik uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Polres Gowa menetapkan 15 tersangka.

Hal ini diungkapkan Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak saat menggelar ekspose kasus di kantornya, Senin (16/12/2024).

"Saat ini kami sudah mengamankan 15 tersangka," ujar Reonald kepada awak media, Senin malam.

Dikatakan Reonald, dari seluruh tersangka pihaknya telah melakukan penahanan terhadap sembilan tersangka.

Selain Kepala Perpustakaan inisial IB, Reonald masih enggan menjelaskan identitas para tersangka lainnya.

"Sembilan kita sudah lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu dari Wajo," ucapnya.

Kata Reonald, pihaknya telah melakukan penyelidikan kasus tersebut sejak awal Desember 2024 lalu.

"Saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan, kami mohon waktu dulu kepada rekan-rekan bahwa ini kita masih kembangkan lagi," tandasnya.

Diceritakan Reonald, awal penemuan pabrik uang palsu itu ketika seorang pesuruh salah seorang staf Kampus UIN Makassar membayar tagihan di salah satu pembiayaan (sebelumnya ditulis Pegadaian) di Gowa.

"Jadi begini awal mula menyidik perkara ini ditemukannya uang palsu senilai Rp500 ribu dengan emisi terbaru," Reonald menuturkan.

Tambahnya, ketika melakukan pengembangan, kembali ditemukan 4467 lembar barang bukti dengan pecahan Rp100 ribu.

"Ini nanti ada barang buktinya lainnya, jadi sabar kita akan rilis kembali dan langsung disampaikan oleh bapak Kapolda," tukasnya.

Diakui mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini, pengungkapan kasus besar di kampus ternama itu berkat kerjasama yang dilakukan pihaknya.

"Kami melakukan join investigation dan kami lakukan penyelidikan ini menggunakan teknologi scientific investigation," terangnya.

Dalam penyelidikan itu, kata Reonald, pihaknya melibatkan Labfor Polda Sulsel, Bank Indonesia, BRI, BNI, dan Rektor Prof Hamdan Juhannis.

"Karena ini didapatkan ada barang bukti yang kami dapatkan di dalam kampus, kami dipermudah Rektor, meminta pengungkapan kasus ini sampai seakar-akarnya," tandasnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan