FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Publik dikejutkan dengan munculnya kasus dugaan pencetakan uang palsu di lingkungan salah satu kampus ternama, UIN Alauddin Makassar.
Kasus ini memicu berbagai spekulasi liar di tengah masyarakat, salah satunya adalah dugaan bahwa uang palsu tersebut digunakan sebagai bagian dari praktik politik uang dalam Pilkada, khususnya untuk serangan fajar menjelang pemungutan suara.
Spekulasi ini berkembang setelah sejumlah pihak mempertanyakan tujuan sebenarnya dari pembuatan uang palsu tersebut.
Kecurigaan muncul karena momen pengungkapan kasus ini berdekatan dengan tahapan krusial Pilkada.
Praktik serangan fajar, istilah yang kerap digunakan untuk pembagian uang secara ilegal kepada pemilih demi memenangkan calon tertentu menjadi sorotan utama.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo mengatan bahwa untuk menjawab spekulasi tersebut, maka pihak Kepolisian mesti didorong.
"Makanya kita tidak mau mengandai-andai, kita dorong aja supaya dibongkar pihak kepolisian, termasuk alirannya kemana itu. Saya tidak mau mengandai andai, harus faktual," ujar RL, akronim namanya, kepada fajar.co.id, Selasa (17/12/2024) malam.
Olehnya itu, RL sekali lagi menegaskan bahwa pihak Kepolisian harus didorong untuk membongkar otak dari adanya pabrik uang palsu di dalam kampus.
"Makanya kita dorong bongkar aja uangnya dipakai kemana dan alirannya," ucapnya.
"Apalagi sudah pabrik pencetak, aduh banyak bangat tuh, kita tergeleng-geleng kepala aja, sangat memalukanlah terjadi di institusi UIN Alauddin pula," sambung dia.