Pengamat Nilai Pilkada Melalui DPRD Selamatkan Masyarakat dari Pembodohan

  • Bagikan
Ilustrasi Pilkada

Kata Ali, Pilkada langsung yang selama ini dilakukan dalam memilih pemimpin merupakan pembodohan terhadap masyarakat.

"Jadi Pilkada langsung itu murni pembodohan terhadap masyarakat seakan-akan demokratis," sebutnya.

"Demokratis dari mana? Calon-calon ini dipilih kita nda tahu siapa mereka, kita tidak tahu bagaimana mekanisme mereka dipilih. Tiba-tiba ada," tambahnya.

Lanjut Ali, jika memang pada Pilkada langsung terdapat sosok yang murni pilihan masyarakat, maka nama-nama seperti Indira Jusuf Ismail, Munafri Arifuddin hingga Aliyah Mustika Ilham tidak muncul.

"Mereka bagian dari oligarki, dinasti. Lalu kemudian Aliyah Ilham nda mungkin muncul. Pasti yang muncul adalah calon yang punya popularitas dan elektabilitas yang baik di masyarakat," cetusnya.

Fakta yang dilihat Ali di lapangan, nama-nama yang disebutkan baru berurusan dengan popularitas dan elektabilitas setelah mencalonkan diri.

"Ini tidak, nanti setelah dinyatakan sebagai calon baru mereka berurusan dengan popularitas dan elektabilitas. Tapi sebelum itu, persetan dengan popularitas dan elektabilitas. Dan rakyat yang jadi korbannya," tandasnya.

Ali bilang, dengan adanya wacana Pilkada diganti mekanismenya, maka akan mengembalikan fungsi DPRD sebagai perwakilan rakyat.

"Dengan dikembalikan ke DPRD, kita mengembalikan fungsinya sebagai perwakilan rakyat," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan