Bagi Fahira Idris, subsidi transportasi publik bukanlah pengeluaran yang sia-sia, melainkan investasi strategis bagi masa depan Jakarta. Keberhasilan program subsidi yang ada saat ini menunjukkan bahwa subsidi ini mampu menggerakkan masyarakat untuk mulai beralih memilih transportasi umum dibanding kendaraan pribadi. Dalam jangka panjang, penguatan subsidi ini akan mempercepat migrasi pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi publik. Hal ini tidak hanya meringankan biaya hidup warga tetapi juga mengurangi tekanan terhadap infrastruktur jalan, menekan tingkat polusi udara, dan memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan subsidi yang memadai, Pemprov Jakarta tidak hanya menciptakan transportasi yang murah tetapi juga memperkuat daya saing Jakarta sebagai kota yang produktif dan efisien sebagai ciri kota bertaraf global yang menjadi visi Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara. Mobilitas yang mudah dan terjangkau akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup warga, serta memperkuat integrasi antarwilayah, termasuk dengan wilayah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
“Saat ini yang idealnya menjadi prioritas Transjakarta adalah memperkuat subsidi, menambah armada, meningkatkan frekuensi layanan, serta memastikan integrasi transportasi dengan wilayah penyangga untuk menciptakan kota Jakarta yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan,” pungkas Fahira Idris. (fajar)
