FAJAR.CO.ID -- Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Rabu (25/12) menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Jalur Gaza kembali tertunda karena Israel terus memberi syarat-syarat baru.
Dalam pernyataan singkatnya, Hamas menegaskan bahwa mereka telah menunjukkan sikap bertanggung jawab dan fleksibel selama negosiasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Namun, menurut Hamas, Israel terus memberikan syarat-syarat baru terkait penarikan mundur pasukan, gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan pemulangan pengungsi, yang menyebabkan kesepakatan tertunda.
Hingga saat ini, belum ada respons dari pihak Israel terkait pernyataan Hamas. Sementara itu, pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan bahwa tim perunding Israel akan kembali dari Qatar untuk membahas usulan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Namun, beberapa pengamat menilai bahwa pernyataan Netanyahu tersebut menunjukkan upayanya untuk menunda negosiasi.
Sejak gencatan senjata singkat pada akhir November 2023, Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 45.400 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Keadaan ini terjadi di tengah proses perundingan yang masih belum mencapai titik temu. (*)