“Bahkan yang 0 persen itu mencakup 67 persen atau sebagian besar barang konsumsi masyarakat,” tekannya.
Maka dari itu, ia pun mengimbau kembali kepada semua kalangan masyarakat agar menahan diri untuk tidak menjadikan kebijakan ini sebagai komoditas politik yang misleading. Ia mewanti-wanti agar Jangan sampai hitung-hitungan teknokratis yang matang menjadi meleset karena adanya sentimen negatif di pasar dan di industri.
“Kebijakan ekonomi yang semestinya bisa terkendali jadi berisiko karena dipolitisir secara tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. (Pram/fajar)