Lebih jauh kata dia, ada beberapa pasien, yang masih muda, kurus, tapi bantalan tulang belakangnya uda rusak parah dan sudah sakit punggung terus.
Faktor risikonya karena seharian duduk lama, tidak pernah olahraga, kurang tidur yang tidak normal yang panah biru, di MRI bantalan tulang belakangnya sudah ada rusak (menghitam).
Dan yang namanya penyakit kerusakan tulang belakang/lutut ini prosesnya biasanya panjang pelan-pelan rusak, dan kalau sudah terlanjur rusak, tidak bisa diobati jadi mulus lagi, bisanya diganti dengan komponen sendi baru, dan biasanya fungsinya tidak kembali 100 persen.
Karena proses kerusakannya itu pelan dan progresif seiring waktu, jadi mencegahnya tidak bisa jika sudah terlanjur rusak sendinya, mencegahnya juga melalui usaha yang konsisten seiring waktu yang bisa dilakukan dengan rajin olahraga dan perkuat otot yang nantinya akan melindungi sendi.
“Buat orang-orang yang kerjanya duduk lama/ngangkat-ngangkat, harus perkuat core muscle dan back muscle. Buat yang banyak berdiri, naik turun tangga, ngangkat-ngangkat, harus perkuat otot paha dan panggulnya. Dan yang pasti, hindari obesitas, tapi kalau memang susah nurunin berat badan, minimal ototnya harus diperkuat,” jelasnya.
Selain itu, ada faktor risiko yang bersifat unmodifiable, alias tidak bisa diubah-ubah, kalau otot lemah/kurang olahraga/obesitas/kurang tidur/merokok masih bisa diubah dengan kebiasaan.
Tapi ada faktor resiko yang tidak bisa diubah, salah satunya jenis kelamin wanita. Resiko kerusakan sendi pada tulang belakang dan lutut ini lebih tinggi pada perempuan, sehingga dia sangat menyarankan untuk lebih rajin memperkuat otot-ototnya.