Selain itu, ia juga menghadiri pertemuan multilateral penting seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Peru.
Menurut The Straits Times, langkah cepat tersebut mencerminkan keinginan kuat Prabowo untuk menempatkan Indonesia sebagai pemain utama dalam diplomasi internasional.
"Kegiatan Prabowo dengan cepat menandakan keinginannya untuk menempatkan Indonesia di jantung diplomasi internasional," tulis laporan itu.
Selain keberhasilan di ranah diplomatik, visi ekonomi Prabowo juga mendapat perhatian khusus. Presiden Indonesia kedelapan ini menargetkan pertumbuhan PDB mencapai 8 persen, naik dari rata-rata 5 persen saat ini.
Meski target tersebut menuai rasa curiga, langkah Prabowo yang berfokus pada pengembangan infrastruktur dinilai strategis untuk meningkatkan konektivitas dan produktivitas nasional.
Jika berhasil, strategi ini juga diyakini dapat menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi asing yang lebih menarik.
Langkah lain yang disoroti adalah upaya Prabowo untuk memperkuat peran Indonesia dalam organisasi multilateral.
Salah satunya adalah dengan mempercepat proses keanggotaan Indonesia di blok ekonomi BRICS. Keputusan ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk lebih aktif dalam percaturan ekonomi global.
Media tersebut juga menyoroti bagaimana kepemimpinan Prabowo diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi kekuatan besar di kawasan Asia Tenggara, sekaligus meningkatkan daya saing internasionalnya.
Dengan agenda ambisius yang mencakup diplomasi aktif dan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, masa depan kepemimpinan Prabowo menjadi salah satu yang paling dinanti dunia.
