Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Fadhil Alfathan, menjelaskan bahwa ancaman tersebut terjadi setelah nomor telepon pribadi Diky tersebar.
“Setelah datanya disebar, mulai muncul ancaman. Bahkan ada ancaman pembunuhan dan lain sebagainya,” ujar Fadhil kepada awak media.
Fadhil bersama Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) dan ICW telah melaporkan kasus ini ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Laporan ini bertujuan meminta kepolisian untuk mengusut kasus doxing dan ancaman yang menyertainya hingga tuntas.
Menurut Fadhil, tindakan doxing tidak bisa dianggap sebagai serangan siber biasa. Ia menilai aksi ini memiliki risiko serius terhadap keselamatan korban.
Fadhil juga menyampaikan harapannya agar kasus ini segera ditangani dengan serius untuk memberikan rasa aman bagi para aktivis dan masyarakat sipil yang menyuarakan kritik.
(Muhsin/Fajar)
