Pertemuan Prabowo-Megawati, Ubedilah Badrun Bilang akan Berdampak Psikologis terhadap Mantan Presiden

  • Bagikan
pengamat politik, Ubedilah Badrun

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pertemuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto, tampaknya menjadi momen yang ditunggu-tunggu publik tanah air.

Pasalnya, sejak Prabowo dilantik sebagai presiden beberapa bulan lalu, kedua tokoh tersebut belum pernah melakukan pertemuan. Karena itu, harapan agar wacana pertemuan itu terealisasi sudah dinantikan banyak pihak.

Pengamat politik, Ubedilah Badrun menilai pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak menghasilkan keputusan politik.

"Belum akan menghasilkan keputusan politik yang bermakna karena baru pertemuan pertama setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden," kata Ubed sapaan akrab Ubedilah Badrun, Jumat (17/1).

Namun, kata aktivis prodemokrasi itu, pertemuan Prabowo-Megawati memiliki dampak terhadap psikologis dinamika politik elite.

"Terutama, elite yang memiliki relasi atau pernah memiliki relasi pada kedua tokoh tersebut seperti mantan presiden dan para ketua umum partai," kata Ubed.

Selain itu, kata dia, psikologi politik publik juga akan dinamis jika pertemuan Prabowo-Megawati benar-benar terlaksana.

Sebab, selama ini publik, terutama kader PDIP, menaruh harapan dan kecemasan terkait keadilan hukum dan ekonomi di Indonesia selama Prabowo memimpin.

"Ini menyangkut problem yang melekat pada pemerintahan saat ini dan pemerintahan sebelumnya misalnya soal korupsi, kolusi dan nepotisme keluarga Joko Widodo dan soal perilaku oligarki yang makin terlihat bermain di gelanggang politik," ujarnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan