Tanpa Pak Alwi, FAJAR seperti kehilangan pohon pelindung. Siang yang kehilangan matahari.
Kami semua yang pernah di FAJAR tahu betapa kerasnya perjuangan lelaki yang selalu tampil klimis dengan rambut belah samping itu, mendirikan surat kabar ini, sampai menjual banyak barang, termasuk vespa kesayangannya.
Dari kantor kecil yang sempit di Ahmad Yani, eks gedung Druckey, FAJAR pindah ke kantor tiga lantai Racing Center, dan puncaknya adalah kantor megah di Urip Sumoharjo.
Graha Pena! Gedung 19 lantai dengan logo FAJAR yang menyala di dinding luarnya.
Kami semua yang pernah di FAJAR adalah anak-anak beliau. Murid-murid beliau. Sampai kapan pun.
Bahkan sampai hari ini, Sabtu, 18 Januari 2025, ketika Pak Alwi dinyatakan meninggal di RS Puri, Jakarta.
Kami semua kehilangan. Jasa-jasa beliau kepada kami tak akan pernah terbalas sempurna, bagaimana pun sengitnya kami berusaha.
Namun kami akan berusaha sekali lagi, coba membalas budi dengan khusyuk mendoakan beliau. Semoga pergi dengan tenang dan tersenyum, menemui Rabb-nya, mendapat tempat paling baik di sana.
Selamat jalan, putra Allakuang. Bapak dan guru bagi ribuan orang selama 80 tahun hidup di dunia.
Terima kasih, terima kasih untuk semuanya. Insyaallah menjadi amal jariah yang memudahkan jalanmu,
menuju surga. (*)