FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Social media comparison anxiety trend di kalangan muda-mudi saat ini, dan masih sangat sedikit yang bisa mengendalikannya..
Penting diketahui bahwa social media comparison anxiety, merupakan kecemasan yang muncul akibat membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial.
Namun, dibalik perbandingan sosial ini ternyata dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Salah satunya yaitu membandingkan proses mengevaluasi diri sendiri dengan kemampuan, prestasi, dan atribut yang dicapai orang lain jika diliat melalui sosial media.
Siklus perbandingan ini sering berujung pada overthinking, disertai rasa tidak berharga, bahkan tidak cocok untuk menjadi apa-apa.
Jika kebiasaan ini terus-terusan terjadi maka dampaknya akan mengganggu kesehatan mental.
Hal ini tentu memicu penggunaan media sosial, yang harusnya menjadi ruang ekspresi malah beralih jadi sumber depresi.
Faktanya, kadang apa yang dibagikan orang lain hanya yang terlihat baik saja. Tetapi menyembunyikan situasi maupun kondisi dibaliknya.
Salah satu ungkapan dari responden, yang merupakan bagian dari generasi populer saat ini (Gen Z), bahwa ia tengah memfilter konten yang fokus pada hobi maupun kesukaanya atau mendetoks hal yang tidak berhubungan dengan dirinya, dengan tujuan mengurangi stress akibat perbandingan. Hasil responden ini berdasarkan riset dari RB Consulting.
Bijak dalam menggunakan sosial media memang menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan, agar tidak menelan berbagai info secara mentah-mentah.