Tsamara Amany Ungkap Ada Pihak yang Mendoakan Program Makan Bergizi Gratis Gagal

  • Bagikan
Tsamara Amany Alatas --Instagram/@tsamaradki

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Tsamara Amany mengaku heran banyak pihak yang menentang kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Padahal kata dia, program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini sebenarnya mendorong anak-anak terbiasa makan makanan sehat, seimbang, dan bergizi. Karena realitanya, masih banyak orang yang belum menganggap penting soal makanan bergizi.

Eks politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mencontohkan banyak orang tua lebih pilih memberi anaknya makanan instan, dibanding makanan seperti telur, bayam, tahu, atau tempe. Padahal, itu sumber protein yang gampang didapat dan cenderung murah

"Karena itu, MBG hadir sebagai langkah intervensi. Kenapa harus intervensi? Karena edukasi soal pentingnya gizi itu butuh waktu lama. Sambil edukasi berjalan, kebijakan ini bisa jadi solusi cepat untuk langsung membantu kebutuhan anak-anak," kata Tsamara dalam keterangannya di akun X pribadinya, dikutip pada Rabu (22/1/2025).

Selain memastikan anak-anak mendapatkan asupan bergizi, Tsamara berpandangan bahwaMBG juga membantu menjaga anak-anak tetap bersekolah karena dapat mengurangi beban ekonomi keluarga, terutama bagi yang kesulitan menyediakan makan tiga kali sehari untuk anak-anaknya.

"Apakah kebijakan ini sudah sempurna? Ya wajar kalau pelaksanaannya masih ada kekurangan di sana-sini, apalagi ini masih baru jalan dan melibatkan banyak pihak dari pusat, daerah, hingga sekolah," paparnya.

Tapi ia menggarisbawahi, kalau program ini tidak segera dijalankan, kapan pemerintah akan tahu apa yang kurang dan apa yang perlu diperbaiki.

Yang penting, kebijakan ini terus dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke waktu. "Ini normal dalam proses implementasi kebijakan," tandasnya.

"Nggak masalah mau kritik program ini, justru penting untuk menjadikannya lebih baik. Sayangnya, ada orang-orang yang niatnya hanya meledek atau mendoakan program ini gagal. Bukannya mendukung, malah berharap program ini jatuh. Aneh," tambahnya.

Ia mempersilahkan publik menilai dirinya buzzer atau apapun. Yang pasti tegas Tsamara, kebijakan ini dibutuhkan anak-anak Indonesia saat ini.

"Kalau mau bilang saya buzzer atau apapun, silakan. Bebas. Yang bikin heran, kenapa ada yang justru anti dengan program seperti ini?" pungkasnya. (Pram/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan