FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) terus mempertegas komitmennya dalam mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah mengakselerasi penyaluran pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tetap menjaga kualitas kreditnya.
Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp184,98 triliun, menjadikannya yang tertinggi diantara perbankan nasional lainnya. Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya yang terjaga. Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2%. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.
“KUR itu 100% dananya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70% risiko dibayar oleh asuransi, dan 30% ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2%,” ujar Sunarso di kanal YouTube Hermanto Tanoko yang mengambil tema “BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025”.
Dalam hal ini, Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3% pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal, mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi. Dirinya menjelaskan, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat.